SuaraJawaTengah.id - Lokasi kejadian kebocoran gas beracun PT Geodipa Energi PAD 28 di kawasan Dieng masih dijaga ketat aparat kepolisian.
Kabarnya, polisi masih melakukan investigasi lebih lanjut dan melakukan wawancara kepada korban yang kini sudah sadar dan sembuh.
Direktur Utama PT Geodipa Energi (Persero), Riki Firmandha Ibrahim mengatakan, status PAD 28 adalah sumur produktif.
Ia menyebut dalam PAD 28 terdapat dua sumur yaitu 28A dan 28B. Sumur 28A memproduksi sekitar 16 Mega Watt. Sedangkan 28B memproduksi 8 Mega Watt.
Baca Juga:Warga Padang Pariaman Meninggal Dunia Usai Ditangkap Polisi, Ada Bekas Luka di Tubuhnya
"Sumur di Banjarnegara kebanyakan sumur produktif. Potensi bisa mencapai 8-9 Mega Watt bahkan 20 Mega Watt. Sumur 28A produksi sekitar 16 Mega Watt, adiknya sumur 28B sebesar 8 Mega Watt," jelasnya, Minggu (13/3/2022).
Sumur yang menjadi lokasi kejadian kebocoran gas beracun saat itu sedang dilakukan pembersihan silika yang menumpuk. Sehingga, mengurangi jumlah produktivitas.
"Nah sumur ini, terjadi penumpukan silika di lubang sumur, sehingga volumenya tambah kecil, oleh karena itu dibersihkan," jelasnya.
Selain itu, pihaknya melakukan pembersihan sumur tersebut guna untuk mengaktifkan kembali sumur produksi. Sebab, dengan memperbaiki sumur yang ada ,pihaknya tidak perlu membuat sumur yang baru.
"Rencananya akan dipergunakan sebagai sumur produksi. Kenapa memperbaiki? lebih memilih memperbaiki daripada membuat yang baru, sumur panas bor bisa umurnya sampai 100 tahun," terangnya.
Baca Juga:Jadi Bandar Narkoba di Bekasi, Brigadir AY Dipecat dengan Tidak Hormat
Dengan begitu, lanjutnya, pihaknya tidak perlu melakukan pengeboran lagi. Riki juga menyebut, sumur tersebut adalah aset negara yang mendukung listrik Jawa-Bali dengan memanfaatkan energi terbarukan.
"Kita tidak mau mengebor lagi, tapi kita perbaiki lagi karena ini aset negara untuk mendukung listrik Jawa-Bali menggunakan energi terbarukan panas bumi atau geothermal," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, PAD 28 adalah area tempat kejadian insiden kebocoran gas beracun. Dalam insiden tersebut, 9 pekerja yang sedang bekerja melakukan pembersihan silika menjadi korban dan satu meninggal dunia.
Kontributor : Citra Ningsih