"Juru kunci di sini kan mertua saya, namanya Mbah Jasmin yang sudah meninggal beberapa tahun silam. Sekarang belum ada juru kunci penggantinya," ucapnya.
Dikatakannya, tak hanya digunakan untuk ritual, Mata Air Senjoyo juga digunakan untuk tradisi padusan jelang ramadan.
"Beberapa hari lagi juga akan digunakan untuk padusan warga desa. Dan tradisi itu sudah menjadi kegiatan tahunan," jelasnya.
Ia menuturkan, sampai sekarang Mata Air Senjoyo masih dijaga oleh warga setempat, karena dianggap sebagai tempat keramat.
Baca Juga:Hasil Liga 1: PSIS Semarang Pecundangi Persela Lamongan 2-1 di Laga Pamungkas Musim Ini
"Bisa dilihat sekarang bersih sekali, kalau dulu masih banyak rumput tinggi-tinggi. Karena warga benar-benar manjaga tempat ini," paparnya.
Terpisah beberapa orang yang datang ke mata air tersebut menerangkan, tempat dengan beberapa sendang itu memang asri dan sejuk.
"Kalau kisahnya saya tidak begitu paham, tapi di ujung mata air ada papan bertuliskan petilasan, dan tepat di sampingnya ada sebuah gubuk kecil dengan bau bunga dan kemenyan," tutur Santoso pengunjung asal Kota Semarang.
Ia juga menyebutkan, di papan informasi juga tertulis larangan juga hendak berendam atau saat melakukan tirakat.
"Tadi ada tulisan harus bersikap sopan, tidak berbicara kotor, sampai dilarang membawa minuman keras. Menurut saya selain indah, tempat ini pastinya mengandung cerita sejarah masa lalu," tambahnya.
Kontributor : Aninda Putri Kartika