Keren! Maestro Keroncong Waljinah Rilis Film Pendek Dokumenter Irama Batik Ratu Kembang Katjang

Film pendek garapan CV Mawar Magenta sebagai induk dari Maleopict Production House ini mengambil setting Kota Solo.

Ronald Seger Prabowo
Kamis, 31 Maret 2022 | 22:37 WIB
Keren! Maestro Keroncong Waljinah Rilis Film Pendek Dokumenter Irama Batik Ratu Kembang Katjang
Maestro keroncong kebanggaan tanah air, Waljinah difilmkan dengan judul “Irama Batik Ratu Kembang Katjang“. [ist]

Penghargaan

Kain batik terus dikenakan Waldjinah hingga saat ini. Bahkan setiap tahun, sebagai penghargaan untuk sang Maestro, setiap 17 Agustus Waldjinah mendapat undangan untuk ikut upacara di Istana Negara, ia tetap mengenakan kebaya dan kain batik.

Selain motif Kembang Kacang, Waldjinah terus mengenakan batik-batik tulis buatan keluarganya dalam berbagai kesempatan. Seperti motif Kembang Kantil yang dikenakan oleh Waldjinah saat mendapatkan penghargaan sebagai Ratu Keroncong Indonesia dari Presiden Pertama RI Ir Soekarno pada tahun 1965.

“Kain batik tulis motif Kembang Kantil merupakan lambang cinta manusia kepada Tuhan dan kepada sesama,” kata Waldjinah.

Baca Juga:Mother Dearest: Kisah Perjalanan Anak Adopsi Menemukan Ibu Kandungnya

Bukan tanpa alasan, kain-kain batik yang dikenakan saat tampil menyanyi sebagai lambang kecintaan Waldjinah pada Indonesia.

“Kain batik yang dibuat oleh kakak saya pertama kali dikenakan ketika menyanyi di Istana Negara pada saat upacara peringatan Kemerdekaan 17 Agustus,” ujar Waldjinah.

Terdapat kurang lebih 500 motif batik yg sudah menemani perjalanan karir Waldjinah. Seluruh kain batik tersebut kini terawat baik di Galeri Walang Kekek. Selama berkarir Waldjinah telah menyanyikan 1600 judul lagu. Selama itu pula Waldjinah selalu mengenakan batik sebagai identitas busana Indonesia.

“Pesan saya untuk generasi muda jangan melupakan batik dan sejarah menyanyi keroncong. Karena batik dan keroncong itu kepunyaan kita sendiri, harus di uri-uri,” pesan Waldjinah.

Sementara itu, produser film pendek dokumenter Waldjinah, Aria Bima mengatakan, sang maestro Waljinah terus melestarikan dan mempopulerkan batik untuk disukai oleh rakyat Indonesia.

Baca Juga:Menyaksikan Hebatnya Bahasa Perasaan lewat Film Dokumenter Mother Dearest

“Sejak beliau menyanyi pertama kali tahun 1958. Beliau tidak hanya maestro keroncong. Tapi ternyata pas saya lihat kedalaman beliau mengenai seni itu luar biasa. Tidak hanya membawa seni keroncong sebagai ekspresi jiwa bangsa, tapi juga membawa ekspresi batik yang merupakan peninggalan para leluhur kita yang ternyata batik ini sangat korelatif dengan jiwa nasional negara kita,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini