“Kain batik yang dibuat oleh kakak saya pertama kali dikenakan ketika menyanyi di Istana Negara pada saat upacara peringatan Kemerdekaan 17 Agustus,” ujar Waldjinah.
Terdapat kurang lebih 500 motif batik yg sudah menemani perjalanan karir Waldjinah. Seluruh kain batik tersebut kini terawat baik di Galeri Walang Kekek. Selama berkarir Waldjinah telah menyanyikan 1600 judul lagu. Selama itu pula Waldjinah selalu mengenakan batik sebagai identitas busana Indonesia.
“Pesan saya untuk generasi muda jangan melupakan batik dan sejarah menyanyi keroncong. Karena batik dan keroncong itu kepunyaan kita sendiri, harus di uri-uri,” pesan Waldjinah.
Sementara itu, produser film pendek dokumenter Waldjinah, Aria Bima mengatakan, sang maestro Waljinah terus melestarikan dan mempopulerkan batik untuk disukai oleh rakyat Indonesia.
Baca Juga:Mother Dearest: Kisah Perjalanan Anak Adopsi Menemukan Ibu Kandungnya
“Sejak beliau menyanyi pertama kali tahun 1958. Beliau tidak hanya maestro keroncong. Tapi ternyata pas saya lihat kedalaman beliau mengenai seni itu luar biasa. Tidak hanya membawa seni keroncong sebagai ekspresi jiwa bangsa, tapi juga membawa ekspresi batik yang merupakan peninggalan para leluhur kita yang ternyata batik ini sangat korelatif dengan jiwa nasional negara kita,” katanya.