Lagi, Ribuan Ikan "Klenger" di Sungai Serayu: Berkah Warga, Bencana Bagi Biota Air Tawar

Air lumpur yang berwarna abu-abu tersebut diduga akibat dari dibukanya pintu Waduk Mrica di Kabupaten Banjarnegara.

Ronald Seger Prabowo
Kamis, 07 April 2022 | 15:14 WIB
Lagi, Ribuan Ikan "Klenger" di Sungai Serayu: Berkah Warga, Bencana Bagi Biota Air Tawar
Warga menangkap ikan yang terdampar ke tepian Sungai Serayu, Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas karena kandungan amonia dari lumpur yang diduga akibat dibukanya Waduk Mrica, Kabupaten Banjarnegara, Kamis (7/4/2022). [Suara.com/Anang Firmansyah]

"Saking banyaknya sampai banyak batang ikan yang tersangkut di bendungan. Tapi yang terdampar juga banyak. Kalau sekarang kan harus pakai jaring atau seser. Nah yang pertama cuma pakai tangan kosong nangkapnya," terangnya.

Saking banyaknya warga yang mencari ikan sehingga mengundang perhatian para pengendara motor yang melintas.

Berdasarkan pantuan di sepanjang tepian Sungai Serayu, sedikitnya ada 10 warga yang tengah mencari ikan.

Seperti terlihat di bawah Jembatan Merah Patikraja. Pengendara yang penasaran banyak yang menyaksikan dari atas jembatan sehingga sedikit menimbulkan kemacetan.

Baca Juga:Antisipasi Kemacetan Saat Lebaran 2022, Ini Jalur Alternatif Mudik ke Banyumas

Yanto (19), warga Kecamatan Cilongok mengaku tergiur banyaknya warga yang tengah mencari ikan. Ia bahkan rela sampai membeli seser terlebih dahulu di sekitar Bendung Gerak Serayu.

"Saya nggak niat cari ikan. Hanya lewat saja mau ke rumah kakak saya di Rawalo tapi malah banyak yang cari ikan ya saya ikut saja. Alhamdulillah dapat sekitar 10 ekor beratnya mungkin 3 kg. Kayanya ikan baceman sih," katanya.

Selepas ia membersihkan kaki dan badannya, hasil tangkapan yang ia dapat langsung ditawar oleh seorag ibu-ibu. Ia menawar dengan harga Rp 50 ribu. Namun Yanto enggan untuk melepasnya karena ingin mengonsumsi ikan secara pribadi dengan keluarganya di rumah.

Sementara itu, Ketua Forum Masyarakat pengelolaan Sumber Daya Air Serayu Hilir (Formas PSDA), Eddy Wahono menyayangkan pembuangan lumpur (flushing), tanpa adanya koordinasi dan sosialisasi terlebih dahulu pada instansi dan pengguna berkepentingan atas sungai serayu.

"Tidak dapat dibiarkan, pembuangan lumpur pekat ke sungai yang berakibat mati nya ratusan ribu ikan disungai serta membuat ketersediaan air baku untuk kabupaten Banyumas dan Cilacap menjadi terganggu. Harus ada kajian dampak akibat pembuangan limbah lumpur tersebut. Serta bila dugaan pencemaran itu benar seharusnya ada sangsi bagi pelaku," terangnya.

Baca Juga:Ini Jadwal Azan Magrib Waktu Buka Puasa di Purwokerto, Selasa 5 April 2022

Kondisi seperti ini menjadi ironis dengan kematian ikan habitat langka. Seperti ikan Pelus berukuran besar, Ikan Baceman, dan ikan-ikan lain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak