SuaraJawaTengah.id - Dokter Spesialis Urologi Konsultan Andrologi Urologi dari Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI), dr.Widi Atmoko, Sp.U (K) menjelaskan bahwa penerapan diet sehat mampu mencegah masalah seksual seperti gangguan atau disfungsi ereksi (DE).
Gangguan ereksi ditandai ketidakmampuan seorang pria melakukan ereksi selama tiga bulan secara terus menerus dengan berbagai penyebab mulai dari penyakit diabetes hingga gaya hidup tak sehat.
"Bukan hanya masalah seksual seperti ereksi, tetapi masalah lain seperti jantung juga harus diet sehat. Kaitannya dengan ereksi, kita harus kurangi makanan cepat saji atau fast food, kemudian meningkatkan asupan buah-buahan dan sayuran," ujar dia Dokter Widi dikutip dari ANTARA pada Senin (2/5/2022).
Widi yang juga berpraktik di RSUPN Ciptomangunkusumo itu menyarankan pria membatasi asupan kedelai karena asupan berlebihan dapat menurunkan kadar androgen atau testosteron sehingga menurunkan libido.
Baca Juga:Diklaim Ampuh Bakar Lemak, Coba Konsumsi 4 Jenis Sayuran Ini saat Berbuka Puasa dan Sahur
Konsumsi kopi secara teratur dikatakan berdampak baik bagi kesehatan seksual karena kopi dapat meningkatkan kadar testosteron sekaligus membantu mengatasi masalah ejakulasi dini atau prematur.
Selanjutnya, coba lakukan detoks tubuh yakni dengan membatasi minuman beralkohol karena alkohol dapat mengganggu persinyalan dalam hormon dan saraf pada kelenjar penis.
Khusus bagi pria yang suka membangun otot, sebaiknya mewaspadai steroid berlebihan. Asupan steroid yang berlebihan memang dapat meningkatkan massa otot tetapi sekaligus menurunkan efek hormon libido.
Berikutnya, sebaiknya setop merokok. Kebiasaan merokok menimbulkan risiko impotensi sebesar 1,8-3 kali lipat.
Widi mengatakan, para pria juga sebaiknya menjaga berat badan normal. Lemak berlebihan yang umum dijumpai pada kondisi obesitas akan mengubah hormon libido atau testosteron menjadi estrogen.
Baca Juga:Ejakulasi Dini Bisa Diobati dengan Arus Listrik, Ini Kata Dokter!
"Ketika ini terjadi akan menimbulkan disregulasi atau ketidakseimbangan hormon sehingga mengakibatkan impotensi, gangguan ejakulasi dan hipogonadisme atau masalah kekurangan hormon testosteron," kata dia.
- 1
- 2