Rakernas ProJo Anti-Klimaks, Tak Sebut Tokoh Pilpres 2024: Aspirasi Masih Sangat Beragam

Rakernas ProJo bahkan tidak menghasilkan rekomendasi kriteria figur yang akan didukung oleh kelompok terbesar relawan Joko Widodo tersebut.

Ronald Seger Prabowo
Minggu, 22 Mei 2022 | 15:45 WIB
Rakernas ProJo Anti-Klimaks, Tak Sebut Tokoh Pilpres 2024: Aspirasi Masih Sangat Beragam
Pengurus Pusat ProJo dipimpin Ketua Umum, Budi Arie Setiadi menutup Rakernas ProJo di Balkondes Ngargogondo, Borobudur, Minggu (22/5/2022). [Suara.com/ Angga Haksoro Ardi]

SuaraJawaTengah.id - Rapat Kerja Nasional ProJo ke-5 di Borobudur ditutup “anti-klimaks”. Rakernas tidak merekomendasikan nama yang akan diusung pada Pilpres 2024.

Spekulasi bahwa Presiden Joko Widodo bakal mengarahkan dukungan kepada salah seorang tokoh yang hadir dalam Rakernas ProJo (baca: Ganjar Pranowo), ternyata berhenti sebatas asumsi.

Rakernas ProJo bahkan tidak menghasilkan rekomendasi kriteria figur yang akan didukung oleh kelompok terbesar relawan Joko Widodo tersebut. Jalan masih panjang untuk sampai pada kesimpulan siapa tokoh yang akan diusung ProJo.

Menurut Ketua Umum ProJo, Budi Arie Setiadi, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, pemilihan calon presiden 2024 dilakukan dengan tidak terburu-buru.

Baca Juga:Petani Sawit Riau Apresiasi Jokowi Cabut Larangan Ekspor CPO Mulai Besok

“ProJo belum memiliki prevalensi (kelaziman) untuk mendukung nama-nama capres tertentu karena masih ada dinamika. Aspirasinya masih sangat beragam dari seluruh wilayah,” kata Budi Arie, Minggu (22/5/2022).

Secara politik, hasil Rakenas ProJo akan menyiapkan mekanisme menjaring aspirasi dan suara rakyat terkait calon presiden 2024, melalui mekanisme Musyawarah Rakyat.

Ketua Panitia Rakernas ProJo ke-5, Panel Barus menjelaskan, mekanisme Musyawarah Rakyat (Musra) memungkinkan ProJo menemukan calon pemimpin yang akan digadang menggantikan Presiden Joko Widodo.

“Jangan buru-buru. Artinya masih ada waktu. Mari kita gali lebih jauh ke bawah di basis rakyat. Ini artinya Pak Presiden tidak ingin memutuskan sesuatu sendiri, dia ingin berbicara kepada rakyat,”ujar Panel.

Haluan politik Presiden itu yang kemudian dijadikan dasar ProJo menentukan mekanisme Musra sebagai jalan terbaik menjaring aspirasi rakyat.

Baca Juga:3 Tahun Indonesia Tak Impor Beras, Presden Jokowi: Produksi Petani Harus Ditingkatkan

“Keputusannya (melalui) mekanisme Musra. Lebih panjangnya judulnya: Musyawarah Rakyat mencari duet pelanjut Jokowi 2024," paparnya.

Musyawarah rakyat menjadi mekanisme demokratis untuk menjaring dan menggali lebih jauh calon-calon pemimpin untuk 2024.

Karena ProJo tidak begitu yakin apakah calon kepemimpinan nasional hari ini hanya orang yang disebut-sebut hari ini saja. Musra akan digelar di daerah-daerah dimana rakyat difasilitasi untuk berdiskusi, bermusyawarah, serta menentukan spesifikasi kepemimpinan nasional.

“Karena ProJo tidak begitu yakin apakah calon kepemimpinan nasional hari ini hanya orang yang disebut-sebut hari ini saja,” kata Panel Barus.

Setelah Musra menghasilkan nama calon yang akan diusung, Projo sekaligus membentuk badan adhoc pemenangan.

“ProJo akan membentuk badan pemenangan orang-orang yang akan didukung oleh ProJo. Itu paket lengkap. Kita menjaring, komunikasikan ke partai politik. Kita akan pengaruhi, bahwa inilah keinginan rakyat,” ujar Panel.

Ketua Umum ProJo, Budi Arie Setiadi, meyakinkan bahwa calon pemimpin nasional yang akan didukung ProJo adalah figur yang memiliki visi, misi dan agenda rakyat.

“Jika calon pimpinan nasional ini memiliki visi, misi, dan agenda rakyat, pasti ProJo akan dukung. Tapi yang pasti, calon ProJo yang DNA-nya sama dengan ProJo. DNA-nya kerakyatan,” kata Budi Arie Setiadi.

Kontributor : Angga Haksoro Ardi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak