Tak Hanya Dipengaruhi Teman, Ini Beragam Faktor Seorang Remaja Mulai Merokok

Merokok merupakan kebiasaan yang tidak sehat bagi diri seseorang terlebih lagi untuk anak mau pun para remaja

Budi Arista Romadhoni
Minggu, 29 Mei 2022 | 09:40 WIB
Tak Hanya Dipengaruhi Teman, Ini Beragam Faktor Seorang Remaja Mulai Merokok
Ilustrasi rokok, Merokok merupakan kebiasaan yang tidak sehat bagi diri seseorang terlebih lagi untuk anak mau pun para remaja. (Freepik)

SuaraJawaTengah.id - Merokok menjadi hal yang buruk bagi kesehatan. Namun demikian, hal tersebut rupanya membuat candu seseorang yang menghisapnya. 

Merokok merupakan kebiasaan yang tidak sehat bagi diri seseorang terlebih lagi untuk anak mau pun para remaja.

Sayangnya, tak sedikit dari mereka yang mulai mencoba untuk merokok hingga akhirnya menjadi seorang pecandu rokok. Menurut beberapa ahli, banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan seorang anak atau remaja mulai mencoba untuk merokok.

Mengalami Cognitive Dissonance

Baca Juga:Tidak hanya Lingkungan, Ini 4 Faktor Penyebab Remaja Mulai Merokok

Bukan hanya faktor lingkungan pertemanan saja yang umumnya memang dapat membuat anak atau remaja untuk merokok. Psikolog Klinis Liza Marielly Djaprie, M.Psi, CH menjelaskan bahwa terdapat beberapa alasan lainnya yang menyebabkan seorang anak merokok, mulai dari Cognitive Dissonance hingga rasa stres.

Dia mengatakan bahwa ketika seorang anak atau remaja sering melihat lingkungannya baik teman atau keluarga merokok, hal tersebut bisa membuat seseorang menjadi memiliki proses berpikir yang kurang tepat atau disebut Cognitive Disorder.

"Kalau kita berbicara hubungan antara anak remaja dengan perilaku merokok, itu sebenarnya banyak faktor yang terlibat. Bisa karena mereka terekspos sejak dini akan perilaku merokok orang-orang sekitarnya. Sehingga mengalami yang kalau di psikologi itu namanya Cognitive Dissonance," jelas Liza dikutip dari ANTARA Minggu (29/5/2022).

Lebih lanjut, Liza menjelaskan bahwa Cognitive Disonance adalah proses berfikir yang kurang tepat. Seseorang yang mengalami hal ini biasanya memiliki proses berpikir yang salah menjadi benar dan sebaliknya.

Menurut Liza, hal tersebut dikarenakan sang anak mau pun remaja sering melihat orang-orang yang dituakan dalam keluarga seperti orang tua, kakak, dan lain sebagainya memiliki kebiasaan merokok. Hal inilah yang mengakibatkan sang anak berpikir bahwa kebiasaan merokok tidak apa-apa untuk dilakukan.

Baca Juga:Geger Pria di Bintara Bekasi Akhiri Nyawa Calon Kakak Ipar karena Sakit Hati Ditegur Merokok

"Jadi proses berfikir yang kurang tepat. Yang salah jadi benar, yang benar jadi salah. Jadi bayangkan kalau anak kecil sangat terbiasa melihat orang-orang terdekatnya, apalagi figur yang dituakan merokok kan asumsinya karena ini adalah figur orang yang dituakan, biasanya anak atau remaja cenderung melihat mereka sebagai orang yang sudah pasti benar," kata Liza.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak