"Komoditas yang menjadi penyumbang inflasi tertinggi di Cilacap adalah telur ayam ras, daging sapi, kacang panjang, bawang merah, dan angkutan antarkota. Inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh koreksi harga pada beberapa komoditas pangan, utamanya ikan kembung, beras, emas perhiasan, cabai merah, dan labu siam atau jipang," katanya.
Ia mengatakan inflasi di Cilacap secara tahun kalender tercatat sebesar 4,26 persen (ytd), sedangkan secara tahunan sebesar 5,46 persen (yoy) pada posisi Mei 2022.
Menurut dia, angka tersebut lebih tinggi dibandingkan rata-rata historis inflasi Mei tahun 2019 sampai dengan 2021 di Cilacap yang sebesar 1,84 persen (yoy).
"Bank Indonesia tetap konsisten menjaga inflasi di kisaran sasarannya 3 persen plus minus 1 persen (yoy) pada 2022. Adapun risiko yang dapat memengaruhi pencapaian inflasi ke depan, antara lain meningkatnya permintaan domestik sejalan dengan arah pemulihan ekonomi nasional serta dampak inflasi dari kenaikan permintaan dan harga barang di luar negeri," katanya.
Baca Juga:Sebanyak 1.276 Hewan di Kabupaten Bandung Diisolasi Usai Positif PMK
Terkait dengan hal itu, Rony mengatakan koordinasi antara Bank Indonesia, Pemerintah Daerah, dan pihak terkait lainnya akan terus dilakukan sebagai upaya untuk menjamin ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan keterjangkauan harga khususnya untuk bahan kebutuhan pokok. [ANTARA]