SuaraJawaTengah.id - Dispertan Kabupaten Semarang menduga puluhan bangkai kambing di aliran Kali Serang, Dusun Pamotan, Desa Susukan, terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kepala Dispertan Kabupaten Semarang, Wigati Sunu mengkhawatirkan imbas dari temuan puluhan bangkai tersebut akan berdampak pada kesehatan hewan di wilayahnya.
"Informasi dari paramedik terkait virus ini kalau di air bisa bertahan 40 hari. Yang dikhawatirkan air kan mengalir masuk lahan pertanian. Khawatir ada rumput yang digunakan sebagai pakan ternak. Tapi mudah-mudahan tidak," ungkap Sunu, Kamis (23/6/2022).
Menurut Sunu, penularan virus PMK akan lebih cepat menyebar melalui air dan virus mampu bertahan hidup lama.
Baca Juga:Hukum Kurban di Tengah Wabah PMK, Menag Yaqut: Sunnah Bukan Wajib
Lebih lanjut, sampel bangkai kambing itu pun sudah diambil oleh Kementrian Pertanian dan dilakukan uji klinis di laboratorium.
"Kemarin bangkai sudah dibersihkan dari sungai, lalu diambil sempelnya dengan cara swab untuk dilakukan uji klinis," jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup terkait kemungkinan pencemaran air sungai setelah bangkai itu hanyut.
"Sudah kerjasama juga sama DLH," imbuh Sunu.
Sebelumnya,masyarakat di Kabupaten Semarang dihebohkan dengan temuan 97 bangkai kambing yang hanyut di Kali Serang pada, Selasa (22/6/2022).
Baca Juga:Menko Airlangga Janji Ganti Rugi Rp10 Juta Per Sapi yang Dimusnahkan Akibat Wabah PMK
Polisi pun telah menetapkan satu terduga pembuang puluhan bangkai kambing itu dan masih mengejar dua terduga lainnya. Puluhan bangkai kambing itu diduga mati dalam perjalanan dari Sumatera sebelum akhirnya dibuang.
Kontributor : Aninda Putri Kartika