SuaraJawaTengah.id - Fenomena mencari pasangan melalui media sosial kini marak terjadi. Tak hanya lelaki mencari perempuan, atau sebaliknya, bahkan penyuka sesama jenis juga acapkali menebar jaring untuk mencari pasangan.
Namun apa jadinya jika yang dirayu adalah lelaki normal yang bukan penyuka sesama jenis.
Pastinya masyarakat punya tanggapan beragam mengenai hal itu, bisa jadi marah atau justru menganggap hal tersebut konyol.
Hal itu juga pernah dialami oleh Raden (33) warga Kota Semarang, Raden juga bercerita kepada SuaraJawaTengah.id, Kamis (28/07/22).
Baca Juga:Lagi Asik Ngopi, HP Remaja Putri Ini Dirampas Pengendara Motor Membawa Sabit
Raden pemuda yang tak pernah lepas dengan gadgetnya itu, memang setiap hari berselancar di dunia maya.
Berbagai media sosial ia instal di gawainya, seperti Facebook, Twitter hingga Instagram.
Meski sedikit geli, namun Raden secara gamblang memaparkan pernah dirayu oleh lelaki paruh baya saat berselancar di Facebook.
"Sebenarnya geli saya kalau teringat hal itu, saya lelaki normal tapi disayu oleh om-om," ucapnya sembari tertawa kecil.
Raden yang selalu modis dalam penampilan, dan acapkali mengunggah foto terbarunya itu, bercerita mendapat pesan di Facebook.
Baca Juga:Kuba Gelar Referendum Terkait Pernikahan Sesama Jenis
"Usai mengunggah foto banyak yang like foto saya, beberapa saat ada pesan di Facebook Masanger," terang Raden yang masih menyimpan tangkap layar rayuan dari lelaki paruh baya itu.
Sembari menunjukkan layar smartphonenya, Raden mengatakan awal melihat pesan tersebut ia tak curiga.
"Saya lihat profilnya seorang laki-laki, lewat pesan itu ia mengajak kenalan. Ya pikir saya ia kenal saya, jadi saya tanggapi," terangnya.
Namun beberapa lama menanggapi pesan tersebut, Raden merasa ada hal yang janggal.
"Lelaki paruh baya it lama-lama merayu saya, dengan kata-kata mesum. Bahkan ia mengajak bercinta. Saya lelaki kok dirayu lelaki," papar Raden sembari melihat gadgetnya.
Menurutnya, semakin ia tanggapi lelaki paruh baya tersebut semakin tidak berkelakuan baik.
Selain meminta alamat, ia juga menawarkan sejumlah uang agar Raden mau melayani lelaki tersebut.
"Sampai saya emosi menanggapinya, akhirnya saya tegaskan kalau saya bukan penyuka sesama jenis lewat bahasa tegas, baru lelaki itu minta maaf," kata Raden.
Raden terheran-heran, media sosial digunakan untuk melakukan hal tak senonoh oleh lelaki yang sudah berumur.
"Karena dalam pesan ada pemaksaan juga, misalnya yang dirayu anak kecil kan bahaya, karena menawarkan uang untuk menuruti kemauannya," imbuhnya.
Diakhir perbincangan, Raden menuturkan anak muda dan pelajar harus waspada saat mengunggah foto ataupun video pribadi di media sosial.
"Mungkin karena saya sering mengunggah foto telanjang dada atau berpakaian kekinian dikira saya lelaki penyuka sesama jenis, jadi memang harus lebih hati-hati lagi saat berselancar di media sosial," tambahnya.
Kontributor : Aninda Putri Kartika