Mimbar Masjid Besar Kauman Semarang Saksi Bisu Kemerdekaan Indonesia, Begini Kisahnya

Terdapat kisah menarik dibalik kokohnya mimbar masjid besar kauman semarang, ternyata menjadi saksi bisu kemerdekaan Indonesia

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 13 Agustus 2022 | 19:25 WIB
Mimbar Masjid Besar Kauman Semarang Saksi Bisu Kemerdekaan Indonesia, Begini Kisahnya
Takmir Masjid Besar Kauman Semarang menunjukan mimbar yang digunakan untuk mengumumkan kemerdekaan Indonesia oleh dr. Agus. Sabtu (13/08/22). [Suara.com/Anin Kartika] 

SuaraJawaTengah.id - Mimbar berkelir coklat dengan ukiran berbentuk tumbuhan dengan sulur-suluran daun. Tampak berdiri kokoh di dalam masjid besar kauman Kota Semarang.

Mimbar masjid Besar Kauman Semarang, tak hanya digunakan untuk khotbah bagi para khotib. 

Namun, mimbar tersebut juga memiliki nilai histori bagi para jemaah masjid besar kauman dan masyarakat Kota Atlas. 

Pasalnya, mimbar berusia ratusan tahun tersebut menjadi saksi bisu pada hari proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 1945 silam.

Baca Juga:LIVE STREAMING Persib vs PSIS Semarang, Saksikan Liga 1 2022/2023 Hari Ini Siaran Langsung Indosiar

"Mimbar ini dulu digunakan untuk meproklamirkan hari kemerdekaan Indonesia oleh salah satu pengurus masjid," ungkap Takmir masjid besar kauman, Muhaimin, Sabtu  (13/08/22).

Muhaimin menceritakan, kala itu hari kemerdekaan jatuh pada hari Jumat. Seorang pengurus masjid besar Kauman bernama dr. Agus mendengar berita diumumkamnya Kemerdekaan, melalui radio gelap pada pukul 10.00.

Lantas, dr. Agus bergegas lari ke dalam masjid yang akan menggelar ibadah sholat Jumat. Sekitar pukul 11.00 menjelang sholat Jumat, Ia berdiri diatas atas mimbar dan mengumumkan kemerdekaan Indonesia kepada para jemaah.

"Jadi itukan hari Jumat, banyak masyarakat kauman  yang menunggu untuk sholat jumat. Ketika mendengar berita kemerdekaan dr. Agus masuk ke masjid dan berdiri di mimbar meneruskan berita kemerdekaan Indonesia," tutur Muhaimin.

Kabar mengenai kemerdekaan Indonesia di Masjid Kauman juga sampai pada tentara Jepang, yang saat itu masih berjaga di Kota Semarang.  

Baca Juga:PREDIKSI Persib Bandung vs PSIS Semarang Liga 1 2022/2023, Simak Head to Head hingga Susunan Pemain

Pasca ikut memproklamirkan kemerdekaan, dr. Agus menjadi buronan tentara Jepang dan haru lari ke Jakarta hingga pada akhirnya meninggal. 

"Almarhum dr. Agus juga meninggal di Jakarta," ucapnya.

Tentara Jepang selain mengejar dr. Agus, juga mengepung jamaah yang berada di Masjid Kauman. Saat itu Masjid Kauman masih milik Bupati Semarang. 

"Tak lama setelah itu ada perlawanan dari rakyat Semarang yang dikenal dengan perang lima hari di Kota Semarang," kata Muhaimin. 

Sebagai penghargaan atas peristiwa tersebut pada tahun 1952, Presiden RI pertama Ir. H. Soekarno menyempatkan diri hadir untuk melakukan sholat jumat dan berpidato di masjid ini.

"Isi pidato Pak Soekarno berisi ucapan terimakasih karena Majid Kauman menjadi salah satu tempat untuk proklamasi kemerdekaan," imbuhnya.

Kontributor : Aninda Putri Kartika

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini