Sebelum Beli Rumah Hunian, Pahami Soal PM2.5 untuk Menjaga Kesehatan Keluarga

Hunian yang sehat memiliki sejumlah indikator yang salah satunya adalah adanya udara bersih di area hunian

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 16 Agustus 2022 | 11:42 WIB
Sebelum Beli Rumah Hunian, Pahami Soal PM2.5 untuk Menjaga Kesehatan Keluarga
Ilustrasi perumahan. Hunian yang sehat memiliki sejumlah indikator yang salah satunya adalah adanya udara bersih di area hunian. (Antara)

SuaraJawaTengah.id - Hunian yang sehat memiliki sejumlah indikator yang salah satunya adalah adanya udara bersih di area hunian.

Oleh karena itu, penting bagi calon pembeli rumah agar wajib mengetahui apakah keadaan sekitar lingkungan rumah mereka sudah sehat atau belum. Hal ini bisa dilakukan dengan mengetahui kualitas udara yang memiliki PM2.5 rendah.

Namun, sebenarnya apa itu PM2.5?

"PM2.5 merupakan sebuah partikel berukuran lebih kecil dari 2,5 mikro dan dianggap paling berbahaya karena sifatnya yang ringan hingga dapat bertahan lama di udara. Bahkan dampak dari PM2.5 ini bisa membuat iritasi pada mata, hidung, asma, flu hingga kulit kering," tutur dr. Elfa Satri dikutip dari ANTARA Selasa (16/8/2022).

Baca Juga:Kemenhub Minta Pemda Buat Panduan Rancang Kota Sebelum Bangun Hunian Dekat Transportasi

PM2.5 ini memiliki ukuran yang sangat kecil, bahkan hanya sebesar pasir dan tidak bisa disaring oleh tubuh manusia. Salah satu dampak PM2.5 juga dapat menurunkan kecerdasan serta menurunkan fungsi kognitif pada anak kecil.

"Menurut data studi yang dilakukan oleh Air Quality Life Index bekerjasama dengan University of Chicago, PM2.5 dapat menurunkan angka harapan hidup. Di daerah tertentu seperti Jabodetabek, pengurangan angka harapan hidup ini bahkan bisa mencapai 5-7 tahun," jelas CEO and Co-Founder Nafas Indonesia Nathan Roestandy.

Selain itu, polusi PM2.5 Di daerah perumahaan juga menjadi hal yang perlu diperhatikan sebelum membeli rumah. Dapat diestimasikan kualitas udara di dalam ruangan memiliki besar kemiripan 95 persen dengan polusi PM2.5 di area di luar ruangan. Dengan begitu, kualitas polusi PM2.5 di dalam rumah tidak berbeda jauh dengan yang ada di luar rumah.

"Dampak memiliki lingkungan area rumah yang memiliki PM2.5 tinggi di antaranya dapat menyebabkan asma, risiko mengembangkan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), fungsi paru-paru berkurang, gangguan perkembangan saraf hingga risiko penyakit lebih tinggi saat dewasa," kata Nathan.

Lebih lanjut, menurut data yang dirilis oleh Nafas pada Juni 2022, polusi PM2.5 tidak dapat ditanggulangi hanya dengan memperbanyak penanaman pohon dan penciptaan area hijau. Data ini juga menunjukkan bahwa polusi PM2.5 dapat dipengaruhi oleh curah hujan dan angin.

Baca Juga:Gerebek Lokasi Judi Online, Polda Sumut Amankan Komputer dan Laptop

Secara rata-rata, polusi PM2.5 ditaksir lebih tinggi di pagi hari dan sifatnya cukup fluktuatif. Selain itu, kadar polusi PM2.5 tidak akan mengalami penurunan hanya dengan pengurangan mobilitas kendaraan bermotor saja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak