Perjuangan Ki Suwandi, Dalang Tunanetra Asal Banyumas, Bangkit Usai Divonis Buta Karena Gangguan Syaraf

Kisah Ki Suwandi yang kini tak bisa lagi melihat gemerlapnya lampu, namun ia harus bangkit memainkan wayangnya di tengah keterbatasan

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 10 September 2022 | 10:10 WIB
Perjuangan Ki Suwandi, Dalang Tunanetra Asal Banyumas, Bangkit Usai Divonis Buta Karena Gangguan Syaraf
Ki Suwandi Abdi Carito di kediamannya, Desa Kalikidang, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. [Suara.com/Anang Firmansyah]

Dari Jogja, Bandung, sampai Semarang. Ia bahkan sempat indekos hingga berbulan-bulan di Jogja untuk fokus menjalani pengobatan alternatif.

"Saya divonis buta karena gangguan syaraf oleh dokter. Jadi tidak bisa sembuh jika tidak ada yang mau mendonorkan syaraf. Bukan donor mata ya, tapi donor syaraf. Ini hampir tidak mungkin ada yang mau," tuturnya.

Pengobatan ini membutuhkan biaya tidak sedikit. Oleh sebabnya dengan terpaksa ia menjual segala aset yang ia miliki termasuk rumah yang berada di tepi jalan. Tak hanya itu, peralatan pewayangan kesayangannya pun tak luput dari aset yang relakan lepas ke tangan orang lain.

Usaha tidak akan mengkhianati hasil rupanya tak berlaku untuk kondisinya saat itu. Ikhtiarnya hampir dikatakan sia-sia. Penglihatannya memutih seluruhnya. Kehidupannya saat itu berubah 180 derajat. Semangatnya untuk pentas sudah tidak ada lagi.

Baca Juga:Kronologi Penangkapan Sindikat Penimbun BBM Bersubsidi di Banyumas, Ribuan Liter Solar Disita

Titik Balik

Beberapa tahun belakangan, ia akhirnya memutuskan bergabung ke organisasi Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI) Kabupaten Banyumas. Disitulah awal mula titik balik kehidupannya. Rekannya yang sesama penyandang disabilitas tunanetra membuat semangat Suwandi tumbuh kembali.

"Saya sekitar delapan tahun vakum pentas. Baru pentas lagi beberapa minggu kemarin di Tambaksogra," jelasnya.

Tentu saat ini dengan kondisi yang berbeda. Peralatan pewayangan yang digunakan didapat dari sewa di sebuah sanggar di Kabupaten Purbalingga. Ia merintis karir dari awal dengan gelar dalang tunanetra.

"Ibaratnya sekarang saya sedang merintis karir lagi. 'Trukah' dari nol dengan modal pengalaman yang saya punya sebelum kondisinya seperti ini," katanya.

Baca Juga:Ratusan Pengemudi Ojol di Purwokerto Turun ke Jalan, Tuntut Tarif Operasional Naik

Sejak tunanetra, ia mengaku sudah pentas sebanyak tiga kali. Pertama dan kedua ia lakukan di Desa Kedungbeda dan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga. Dan yang terakhir belum lama ini di Tambaksogra, Desa Sumbang, Kabupaten Banyumas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini