Rivalitas yang Sehat Perlu Diajarkan Kepada Anak-anak, Ini Saran Psikolog

Para orang tua bisa mengajarkan rivalitas yang sehat kepada anak-anak, hal itu agar tumbuh rasa sportivitas sejak dini

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 08 Oktober 2022 | 06:00 WIB
Rivalitas yang Sehat Perlu Diajarkan Kepada Anak-anak, Ini Saran Psikolog
Ilustrasi anak membuat masalah. Para orang tua bisa mengajarkan rivalitas yang sehat kepada anak-anak, hal itu agar tumbuh rasa sportivitas sejak dini. (Freepik/free-vector)

SuaraJawaTengah.id - Psikolog anak dan remaja dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (UI) Vera Itabiliana Hadiwdjojo membagikan kiat untuk para orang tua bisa mengajarkan rivalitas yang sehat kepada anak-anak.

Hal itu perlu diajarkan agar ketika berada dalam situasi menang ataupun kalah, anak bisa menyikapinya dengan positif dan tidak merugikan orang lain.

"Menekankan dalam pertandingan yang terpenting bukan hanya kemenangan tapi bagaimana menunjukkan performa terbaik hasil dari latihan selama ini. (Orang tua juga) dapat mengajarkan anak tentang sportivitas tentang bagaimana menghargai kemenangan lawan dan menerima kekalahan dengan lapang dada," kata Vera dikutip dari ANTARA Sabtu (8/10/2022).

Orang tua sebagai pengajar pertama di keluarga harus berperan sebagai pemberi contoh agar anak memahami konsep rivalitas secara sehat dalam berbagai pertandingan ataupun kompetisi.

Baca Juga:Xi Jinping Telepon Biden Bahas Isu Taiwan dan Rivalitas China-AS

Vera mengatakan pemberian pemahaman terkait rivalitas yang sehat kepada anak bisa dilakukan sejak usia dini.

Contoh mudah mengajarkan rivalitas sehat tersebut bisa dimulai dari tindakan orang tua dengan cara tidak membandingkan anak dengan kakak atau adik maupun teman sebagainya.

Setelah berhasil memahami rivalitas dengan konsep tersebut, orang tua bisa mulai mengenalkan konsep rivalitas dalam sebuah kompetisi atau pertandingan di usia sekitar 9 tahun ke atas.

Ajarkan anak menggambarkan emosi dengan cara yang baik dan tidak merugikan orang lain ketika mengalami situasi di luar ekspektasinya.

"Ajarkan dan biasakan sejak dari rumah atau lingkungan keluarga bagaimana mengekspresikan emosi yang tidak menyakiti diri sendiri, tidak menyakiti orang lain dan tidak merusak barang," tambah Vera.

Baca Juga:Tips Mengajarkan Sportivitas Kepada Anak, Lakukan Sejak Dini, Ya!

Apabila orang tua mendampingi, adanya baiknya orang tua bisa membantu anak menenangkan dirinya ketika mengalami emosi menggebu-gebu setelah mengalami kekalahan.

Karena sangat wajar apabila dalam sebuah pertandingan seseorang bisa terbawa emosi mengingat adanya adrenalin tinggi yang bisa memicu hal tersebut.

"Sehingga perlu ada orang-orang yang bersiap untuk antisipasi hal ini," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini