Rudal Buatan Rusia Jatuh di Polandia, Rupiah Melemah

Rupiah pagi ini melemah 39 poin atau 0,25 persen ke posisi Rp15.577 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.538 per dolar AS.

Siswanto
Rabu, 16 November 2022 | 10:32 WIB
Rudal Buatan Rusia Jatuh di Polandia, Rupiah Melemah
Petugas menunjukkan mata uang Rupiah dan Dolar AS di tempat penukaran uang Dolar Indo, Jakarta, Kamis (20/10/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraJawaTengah.id - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi, melemah terdampak situasi geopolitik seiring jatuhnya rudal buatan Rusia di wilayah Polandia. Rusia sudah membantah melakukan serangan rudal ke daeah Polandia yang berada di dekat perbatasan Ukraina.

Rupiah pagi ini melemah 39 poin atau 0,25 persen ke posisi Rp15.577 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.538 per dolar AS.

"Pasar menjauhi aset -aset berisiko dibalik memanasnya ketegangan politik setelah dikabarkan rudal Rusia menyerang perbatasan Polandia dengan Ukraina dan menewaskan dua orang yang memicu kekhawatiran akan risiko terbaru seiring Polandia adalah anggota NATO," kata analis Monex Investindo Futures Faisyal dalam kajiannya di Jakarta, hari ini.

Kendati demikian, temuan beberapa hal yang diutarakan Presiden Polandia Andrzej Duda nampak menenangkan pasar.

Baca Juga:4 Penyebab Nilai Tukar Rupiah Melemah Capai Rp16.000 per Dolar AS

Duda menyebutkan bahwa misil yang menewaskan warganya adalah misil buatan Rusia yang sudah ditembak oleh pasukan Ukraina, dan jatuh di dekat perbatasan Ukraina, sehingga sangat kecil kemungkinan ada serangan lanjutan yang mengarah ke Polandia.

Walau begitu, AS sudah menggerakkan pasukan NATO untuk bersiaga memasuki wilayah Ukraina untuk menekan pasukan Rusia.

Sementara itu, dolar AS diprediksi melemah yang dipicu oleh Federal Reserve yang mungkin akan bertindak kurang agresif pada pertemuan selanjutnya

Rilis data indeks harga produsen AS yang dirilis semalam yang hasilnya lebih rendah dari estimasi memperkuat proyeksi investor bahwa inflasi mungkin telah mereda.

Data indeks harga produsen AS terbaru menunjukkan harga-harga grosir naik 0,2 persen pada Oktober, lebih rendah dari ekspektasi untuk kenaikan 0,5 persen.

Baca Juga:Rupiah Selasa pagi menguat 15 poin ke Posisi Rp15.288 per Dolar AS

Untuk tingkat tahunan, indeks harga produsen juga hanya tumbuh 8 persen, lebih rendah dari kenaikan 8,4 persen pada September.

Pelemahan dolar AS juga dipicu oleh pernyataan Anggota Dewan Gubernur Fed Christopher Waller yang mengatakan bahwa data minggu lalu hanya bagian dari gambaran yang lebih besar dan poin data lainnya harus dipertimbangkan sebelum menarik kesimpulan apapun.

Dia juga mengindikasikan bahwa The Fed akan mempertimbangkan untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga, namun penjedaan untuk kebijakan suku bunga tidak akan terjadi.

Selain itu, Wakil Ketua The Fed Lael Brainard mengisyartkan potensi perlambatan kenaikan suku bunga dalam pernyataan yang dibuat olehnya pada Senin.

Pada Selasa (15/11) lalu, rupiah ditutup melemah 18 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp15.538 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.520 per dolar AS. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini