"Dia kan (tersangka) lulus SMA terus mau daftar ke Akmil tapi waktu tes Pantukhir (pemantauan terakhir) dia kecelakaan. Kakinya jarinya diamputasi. Terus nggak masuk. Nggak bisa."
Keterangan Kepala Desa Mertoyudan, Eko Sungkono dikuatkan oleh Ketua RT setempat, Muhcholil yang juga sangsi jika tersangka DD bekerja sebagai pegawai PT Kereta Api Indonesia.
Muhcholil juga ragu jika keluarga korban Abas Ashar terlilit utang sehingga harus membebankan tanggungan rumah tangga kepada anak bungsunya DD. "Baru dengar tadi kalau ada terlilit utang (tersangka DD). Tahunya kerja di PT KAI. Dia bilangnya juga gitu. Tapi kayaknya kok nggak ya. Saya belum tahu persis ya," kata Abas.
Eko Sungkono dan Muhcholil kompak mengatakan bahwa sekilas tidak ada hal mencurigakan yang terjadi pada keluarga Abas Ashar. Pasangan suami istri, Abas Ashar dan Heri Riyani, serta kedua anaknya Dea Khairunisa dan DD tampak akur-akur saja.
Keluarga ini terlibat dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan dan tidak pernah terlihat konflik antara orng tua dan anak. Selama masih berdinas di Magelang, Abas Ashar bahkan pernah dipercaya menjadi bendahara RT.
Baca Juga:Pembunuhan Satu Keluarga di Magelang, Tersangka Sakit Hati Jadi Tumpuan Beban Orangtua
"Dari lingkungan bagus. Belum pernah ada konflik baik suami istri maupun tetangga. Sama anak-anak juga baru kali ini. Selama ini nggak ada masalah," ujar Kepala Desa Mertoyudan, Eko Sungkono.
Tapi dia mengakui warga tidak begitu mencampuri urusan pribadi sehingga tidak begitu mengetahui kondisi sebenarnya keluarga Abas Ashar. "Untuk lingkungan sini kalau privasi masing-masing, tapi untuk sosial bagus."
Seperti diberitakan sebelumnya, kepada polisi tersangka DD mengaku membunuh kedua orang tua dan kakaknya karena sakit hati harus menanggung kebutuhan hidup keluarga. Dia juga keberatan dibebani membayar utang yang habis dipakai untuk berobat orang tua.
Korban semakin sakit hati karena kakaknya, Dea Khairunisa tidak dibebani tanggung jawab yang sama untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Dea Khairunisa saat ini menganggur yang sebelumnya sempat bekerja pada salah satu bank di Jawa Tengah sebagai karyawan kontrak.
Gelap mata tersangka DD kemudian meracun ayahnya Abas Ashar, ibunya Heri Riyani, dan kakaknya Dea Khairunisa menggunakan racun arsenik. Dia mencampur racun ke dalam teh dan kopi yang diminum para korban.
Baca Juga:4 Ciri Minuman Beracun dalam Teh dan Kopi, Penyebab Keluarga di Magelang Tewas
Korban ditemukan tewas di rumahnya sekitar pukul 07.30 WIB di Jalan Sudiro, Gang Durian, Dusun Prajenana, Desa Mertoyudan, Kecamatan Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah, Senin (28/11/2022).