SuaraJawaTengah.id - Wakil Ketua Umum Partai Perindo Boyke Novrizon menilai tidak tepat dan tidak etis soal wacana yang meminta Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi calon wakil presiden mendampingi Anies Baswedan pada pemilu presiden 2024.
"Tidak etis, masa waketum Nasdem Pak Ahmad Ali meminta Pak Probowo Subianto selaku ketua umum Gerindra untuk menjadi pendamping Anies sebagai cawapres," kata Boyke dalam keterangan pers, baru-baru ini.
Ia menilai pernyataan Ahmad Ali tersebut tidak etis karena daya tawar politik yang dimiliki Nasdem dan Gerindra sangat berbeda. Ia menyebut hasil pemilu 2019 menunjukkan bahwa Gerindra meraih 17,5 juta suara, sedangkan Partai Nasdem 12,6 juta.
Menurut Boyke, wacana tersebut ibarat mengajarkan ikan berenang di air yang bening karena publik tahu bahwa elektabilitas Prabowo lebih tinggi dibandingkan Anies dari beberapa hasil survei.
Baca Juga:'Cinta Lama Sulit Bersemi Kembali', Wacana Koalisi Gerindra-PKS Dinilai Mustahil
"Publik tahu bahwa elektoral Prabowo jauh lebih tinggi dari Anies dan beliau merupakan pemimpin Partai Gerindra yang mesin partainya solid," ujarnya.
Ia menambahkan Prabowo sebagai ketua umum Gerindra, partainya memiliki modal ambang batas mengajukan capres-cawapres atau presidensial threshold. Oleh karena itu, Prabowo lebih tepat menjadi capres, bukan sebagai cawapres.
Sebelumnya, Ahmad Ali mengungkapkan harapannya agar Gerindra bergabung dalam Koalisi Perubahan yang diusung partainya bersama Partai Demokrat dan PKS.
Menurut Ali, apabila Gerindra bergabung maka tidak menutup kemungkinan Prabowo menjadi cawapres mendampingi Anies Baswedan pada pilpres 2024.