Cerita Panjang Kasus Si Pembunuh Berantai 'Mbah Slamet' Dukun Palsu Pengganda Uang

Kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh tersangka Slamet Tohari (ST) atau Mbah Slamet, hingga kini masih terus berlanjut

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 05 April 2023 | 08:56 WIB
Cerita Panjang Kasus Si Pembunuh Berantai 'Mbah Slamet' Dukun Palsu Pengganda Uang
Tersangka Dukun Slamet Tohari atau ST saat ditanya nama korban yang dikubur usai diracun. [Suara.com/Citra Ningsih]

SuaraJawaTengah.id - Kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh tersangka Slamet Tohari (ST) atau Mbah Slamet, hingga kini masih terus berlanjut.

Berawal dari aduan kehilangan, lalu ditemukan mayat yang ternyata korban pembunuhan olehnya. Hingga saat ini jumlah korban masih terus bertambah.

Hari ini, hari ke-3 sejak terungkapnya kasus series killer Mbah Slamet. Suara.com menuju lokasi Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (4/4/2023).

Desa Balun mendadak terkenal hingga ramai dipadati warga. Bagaimana tidak. Desa di pegunungan utara Banjarnegara ini menjadi tempat kekejaman Mbah Slamet. Desa Balun juga merupakan tempat dimana rumah Mbah Slamet berada.

Baca Juga:9 Jenazah Korban Pembunuhan Berencana Dukun Mbah Slamet Dimakamkan di Banjarnegara

Tak ada yang menyangka jika desa dengan pemandangan alam yang indah nan subur ini menjadi tampak kelam. Warga desa Balun yang dikenal ramah pun tersentak dengan kabar yang sebelumnya tak pernah terbayangkan.

Sebanyak sembilan jenazah korban dimakamkan massal di pemakaman Desa Balun. Petugas telah menyiapkan tiga liang kubur untuk enam jenazah laki-laki dan tiga jenazah perempuan.

Sembilan Jenazah tersebut dimakamkan secara massal sebab sudah tidak utuh dan tidak teridentifikassi. Diantara kerumunan, tampak beberapa orang yang merupakan keluarga korban.

Salah satunya adalah Ahmad Hidayat (33) warga asal Palembang. Ia meyakini jika kakaknya menjadi salah satu korban yang dikubur hari ini.

"Mulyadi, kakak saya," ungkapnya di pemakaman.

Baca Juga:Detik-detik Terbongkarnya Aksi Keji Dukun Slamet: Berawal dari Laporan Orang Hilang, 12 Korban Ditemukan

Ia bisa sampai di Desa Balun saat ini berawal ketika dirinya mencari kakaknya yang hilang. Menurut keterangan Dayat, Kakaknya pamit ke Banjarnegara untuk menemui mbah Slamet.

"Pamit dan sampai disini dia mengirim shareloc, makanya saya bisa sampai sini," katanya.

Ia pun sempat menemui dan menanyakan langsung tentang keberadaan kakaknya kepada ST. Namun ST selalu menghindar dan sempat menjawab jika kakaknya sudah pulang.

"Sudah ketemu Pak Tohari, cuman Pak Tohari kabu-kabur terus," katanya.

Tak percaya dengan ST, Hidayat melaporkan kepada Polisi dan membawa pengacara. Namun, kakanya tak kunjung ditemukan.

"Jadi Oktober tahun 2021 itu hilang terus bulan November saya membuat laporan. Ketemu di Polsek bawa pengacara tapi dia mengelak terus," jelasnya.

Sebelum dipamiti, ia dan keluarga sudah melarang kakaknya untuk pergi menemui mbah Slamet. Namun, saat itu pikiran kakaknya sedang kalut.

"Sudah melarang dan sudah bilang ini tidak beres. Tapi dia tetep pergi. Waktu itu dia terlilit hutang," ungkapnya.  

Banyak warga yang tak menyangka jika Mbah Slamet menjadi pelaku keji pembunuhan berantai yang sampai saat ini korbannya sudah ditemukan 12 orang.

Salah satu tetangga Slamet yang memiliki warung, Kularsih bercerita, banyak tamu yang datang menanyakan rumah mbah Slamet. Namun, dia tak sempat menanyakan keperluan tamu jauh yang mampir di warungnya.

"Sering ada yang menanyakan rumah pak Slamet. Tapi tidak bilang keperluannya apa. banyak tamu dari luar kota. hanya menanyakan rumah dimana tidak menanyakan yang lain-lain, sering pada mampir di warung buat makan minum," ungkap dia, Selasa (4/4/2023).

Menurutnya, sosok Slamet-pun tidak terkenal di desanya. Bahkan, hanya sekadar beli sesuatu di warung miliknya pun tidak pernah.

"Disini tidak begitu terkenal, jadi saya kaget dan tidak menyangka. Malahan tidak pernah beli apa apa disini," kata dia.

Sontak, kabar kasus pembunuhan yang dilakukan Slamet membuat gempar warga. Slamet selama ini dikenal baik oleh warga seperti orang-orang pada umumnya.

"Dikenalnya baik sama seperti yang lain. Jadi ada kabar pembunuhan seperti ini banyak yang kaget,"ungkap Sambudiono, warga Desa Balun.

Ia mengaku tak mengetahui aktivitas keseharian Slamet. Hanya saja kerap pergi-pergi. "Tidak tahu kesehariannya tapi sering pergi," kata dia.

Sebagian warga juga mengetahui jika Slamet adalah 'orang pintar'. "Sudah lama, sejak 10 tahun dikenal orang pintar. termasuk bisa menggandakan uang. Kurang paham, tapi kalau kerjaannya suka pergi-pergi," jelasnnya.

Kepala Desa Balun, Mahbudiono juga mengatakan jika Slamet jarang tampak dalam kegiatan masyarakat. Namun kerap mendapat tamu jauh yang datang ke rumahnya.

Tak hanya itu, beberapa kali tamu jauh itu mencari keluarganya yang pamit ke rumah Slamet. Diantaranya ada dari Palembang dan Pekalongan.

"Dia jarang kelihatan dan usahanya tidak jelas apa. Ada orang dari pekalongan menanyakan rumah mbah Slamet, katanya bisa menggandakan uang. Nah saya tahu dia bisa menggandakan uang dari orang Pekalongan itu,. ada orang Palembang yang menanyakan keluarganya. Kemudian saya menyarankan untuk pergi ke kantor polisi," ungkapnya.

Bangunan rumah besar dengan dua pilar besar menyangga lantai 2 berdiri kokoh di gang kecil. Di rumah yang cukup mewah itu didapati istri Mbah Slamet bernama Sanem.

Saat ditemui, Sanem tampak seperti ibu rumah tangga pada umumnya. Sanem mengaku tak tahu menahu dengan penangkapan suaminya. Ia juga mengatakan jika dirinya tak tahu pekerjaan suaminya.

"Pekerjaannya tidak jelas. Setahu saya pekerjaanya di jalan. Aktivitasnya apa saya tidak tahu, bahkan sudah satu tahun ini malah saya ditelantarkan sama suami," ungkap Sanem.

Selama ini, banyak tamu yang merupakan klien ST berdatangan ke rumahnya. Namun, ia hanya menyuguhkan minum dan tidak pernah mengobrol.

"Kalau ada tamu saya hanya membuatkan minum tidak ikut ngobrol," pungkasnya.

Usai proses pemakaman sembilan korban, tersangka ST yang kini sudah diamankan Polres Banjarnegara kembali dihadirkan di TKP. Saat di TKP, ia diminta menceritakan bagaimana dia menghabisi korbannya seorang diri.

Menurut pengakuannya, korban dari rumah diajak TKP kebun dalam rangka ritual untuk menggandakan uang. Sehingga korban setuju. Saat sampai di kebun, korban diajak ngobrol lalu dikasih minum yang sudah berisi racun potasium dan obat penenang.

Saat menuju kebun, ST belum membuat lubang untuk mengubur korban. Slamet menunggu sampai korban meninggal barulah ia menggali lubang.

Area kebun yang dijadikan lokasi ‘ritual’ saat ST menghabisi nyawa para korban.[suara.com/Citra Ningsih]
Area kebun yang dijadikan lokasi ‘ritual’ saat ST menghabisi nyawa para korban.[suara.com/Citra Ningsih]

"Pada saat kesini itu lubang belum ada. Ketika sudah mati baru menggali lubang," kata Hendri.

ST menambahkan, dirinnya mengajak korban menuju TKP sekitar jam 16.00 WIB sore dan menguburnya pada jam 19.30 WIB malam.

"Setengah 8 malam (membunuh). Jadi berangkat dari rumah jam 4 sore sampai sini masih terang jadi nggak curiga. Ritualnya cuma ngobrol terus udah agak malam disuruh minum," tambah ST.

Ia mengatakan, usai meminum racun, korban tidak bisa meminta tolong. Hanya butuh waktu kurang lebih 5 menit, nyawa korban akan hilang usai menenggak potasium.

"Orangnya tidak sempat bilang apa apa (berteriak minta tolong). Intinya habis minum langsung muntah sedikit terus sekitar 5 menit dia sudah tidak terasa apa-apa," sambungnya.

Ditempat yang sama, Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto mengatakan, petugas kembali menemukan dua jenazah suami-istri. Sehingga, saat ini jumlah korban sudah tercatat 12 orang.

"Ini sudah hari ke 3. Hari pertama ketemu satu, hari kedua ketemu 9, lalu hari ini ketemu 2," kata dia.

Saat penggalian, ditemukan dua sandal model laki-laki dan perempuan. ST pun menyebut kedua korban tersebut adalah suami istri namun ia hanya mengenali suaminya.

"Katanya bernama Irsyad terus satunya lagi katanya istrinya, tapi dia (ST) belum mengenal. Jadi seluruhnya ada 12 korban," ujarnya. 

Saat ini, pihaknya masih melakukan autopsi terhadap 2 jenazah yang baru ditemukan. "Untuk hasilnya masih menunggu, nanti akan diinformasikan lebih lanjut," tandasnya.

Ia juga belum bisa memastikan jumlah total korban pembunuhan ini. Sebab, masih ada kemungkinan penambahan korban lainnya.

"Tidak menutup kemungkinan akan ada temuan lagi. Nanti tunggu ada informasi selanjutnya," pungkasnya.

Kontributor : Citra Ningsih

Berita Terkait

Sejumlah Parpol di Banjarnegara menerima bantuan keuangan dari APBD Banjarnegara dengan nila bervariasi.

purwokerto | 22:21 WIB

Kabar terbaru Ferdy Sambo, terdakwa kasus pembunuhan berencana atas Brigadir J itu dikabarkan telah menghembuskan nafas terakhirnya.

linimasa | 12:35 WIB

Jejak Richard Eliezer di Kasus Pembunuhan Brigadir Yosua

metro | 10:35 WIB

Gempa magnitudo 6 mengguncang selatan Jawa, Kamis dinihari, 8 Juni 2023.

purwokerto | 07:28 WIB

Kuat Ma'ruf dikabarkan berontak saat dieksekusi hingga membahayakan nyawanya.

metro | 13:36 WIB

News

Terkini

Sebanyak delapan calon haji asal Jawa Tengah dikabarkan meningga dunia di Tanah Suci

News | 11:44 WIB

Pemain tim nasional Indonesia Pratama Arhan menjadi pahlawan klub asal Jepang Tokyo Verdy. Ia disebut-sebut menjadi penentu kemenangan klub tersebut

News | 11:22 WIB

Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengatakan PDI Perjuangan menyatakan komitmen untuk menghilangkan kemiskinan ekstrem dan stunting pada 2024

News | 11:11 WIB

Arsitek asal Semarang, bernama Revano Satria memenangkan ajang bergengsi tingkat internasional yaitu International Property Award 2023

News | 10:52 WIB

Dua orang tewas dalam kecelakaan sebuah truk pengangkut tanah menimpa sebuah mobil di Jalan Prof. Hamka, Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (7/6/2023).

News | 17:43 WIB

Presiden Joko Widodo meminta bakal calon presiden PDI Perjuangan Ganjar Pranowo melanjutkan program pembangunan yang digagasnya selama dua periode memimpin Indonesia

News | 16:42 WIB

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, progres penanganan kemiskinan ekstrem (PKE) di Jawa Tengah berjalan bagus.

News | 14:08 WIB

PT Semen Gresik bekerjasama dengan OPD Provinsi Jawa Tengah menyalurkan bantuan senilai Rp215 juta dalam mendukung program pengentasan kemiskinan

News | 17:21 WIB

CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi menuturkan bahwa timnya mencoba membuat grand desain seperti Timnas Indonesia U-22 untuk menghadapi kompetisi Liga 1 2023/2024

News | 10:52 WIB

Elektabilitas tokoh politik yang menjadi bakal calon presiden terus disorot. Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto pun saling mengejar

News | 09:48 WIB

Relawan Serbaguna Airlangga, atau Baruna Airlangga meminta Partai Golkar terus mendorong Airlangga Hartarto untuk maju dalam kontestasi Pilpres 2024

News | 09:20 WIB

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berupaya mengejar target penurunan angka kemiskinan ekstrem pada akhir masa jabatannya

News | 07:47 WIB

Muhammad Kusnarto Al kusnen (62) sudah menjadi kusir dokar atau delman sejak tahun 1983.

News | 20:41 WIB

Sekitar pukul 19.00 WIB warga digemparkan dengan kobaran api di pasar yang membumbung tinggi.

News | 07:27 WIB

Stadion Citarum telah menjadi homebase PSIS Semarang selama tiga tahun. Namun kini pengelolaan aset milik Pemerintah Kota itu sudah berganti

News | 17:05 WIB
Tampilkan lebih banyak