Kisah Dibalik Diagungkannya Sosok Gus Gur di Kampung Pecinan Semarang, Sang Pembela Minoritas Keturunan Tionghoa

Sosok presiden keempat Republik Indonesia (RI), Abdurrahman Wahid alias Gus Dur sangat diagungkan oleh masyarakat di Kampung Pecinan, Semarang

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 01 Juli 2023 | 07:19 WIB
Kisah Dibalik Diagungkannya Sosok Gus Gur di Kampung Pecinan Semarang, Sang Pembela Minoritas Keturunan Tionghoa
Sosok presiden keempat Republik Indonesia (RI),  Abdurrahman Wahid alias Gus Dur sangat diagungkan oleh masyarakat di Kampung Pecinan, Semarang [NU.or.id]

"Gus Dur sangat konsisten agar kami (keturunan Tionghoa) tidak dibeda-bedakan. Dulu orang-orang Tionghoa malu mengakui kalau dirinya keturunan China. Sekarang ada pergeseran budaya, masyarakat Indonesia malah bangga kalau punya pacar chindo," kelakar Ulin.

Tercetusnya Sinci Gus Dur

 Sinci Gus Dur di altar meja Gedung Rasa Dharma Pecinan Semarang. Selasa, (27/6) [Suara.com/Ikhsan
Sinci Gus Dur di altar meja Gedung Rasa Dharma Pecinan Semarang. Selasa, (27/6) [Suara.com/Ikhsan]

Tahun 2012, ada seorang cendikiawan Bandung bernama Soegiri Suteja menyampaikan usulan kepada Harjanto Halim agar Gus Dur dibuatkan sebuah penghormatan atas jasa-jasanya kepada kalangan Tionghoa.

"Akhirnya tercetuslah pembuatan sinci. Kami juga sadar, setelah dikukuhkan jadi bapak kami. Gus Dur layak mendapatkan penghormatan lebih dari kami," tuturnya.

Baca Juga:Ini Daftar Tempat Salat Idul Adha 1444 H di Kota Semarang pada 28 Juni 2023

Namun proses pembuatan sinci Gus Dur butuh waktu yang cukup panjang. Pihaknya harus berkonsultasi dan meminta izin kepada istri Gus Dur, Sinta Nuriyah.

Saat itu menurut Ulin, Sinta Nuriyah cukup senang mendengar rencana tersebut. Terkait desain sincinya, Sinta Nuriyah menyerahkan sepenuhnya kepada sahabat dekat Gus Dur yakni KH. Mustofa Bisri alias Gus Mus.

"Kontak Gus Mus deh, dia yang tau seleranya Gus Dur," kata Ulin menirukan suara Sinta Nuriyah.

Pihak Rasa Dharma lantas langsung menghubungi Gus Mus. Benar saja, Gus Mus paham betul dengan selera sahabat karibnya tersebut. Gus Mus banyak memberi masukan soal desain Sinci Gus Dur yang akan diletakkan di meja altar Rasa Dharma tersebut.

"Gus Mus lebih suka desain atasnya mirip Masjid Agung Demak ketimbang bentuk kubah. Karena arsitektur Masjid Demak mengadung makna Iman, Islam dan Ihsan," ungkap Ulin.

Baca Juga:Indahnya Keberagaman di Rasa Dharma Semarang: Berbagi Makanan Tanpa Pandang Agama

"Setelah masalah perizinan dan desain clear. Sinci Gus Dur resmi diletakkan di altar Rasa Dharma tanggal 14 agustus 2014. Hanya ada di Semarang, mungkin satu-satunya di seluruh dunia," lanjutnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak