SuaraJawaTengah.id - Tiga hari yang lalu Jumat (11/8/2023) masyarakat Kota Semarang dikejutkan dengan penemuan mayat yang gantung diri di Lapangan Tembak Kodam IV Diponegoro, Kecamatan Tembalang.
Setelah ditelusuri identitas orang yang bunuh diri itu ternyata seorang mahasiswa Fakultas Hukum di Universitas Diponegoro Semarang, Muhammad Farhan Somi Putra (MFSP)
Berdasarkan keterangan kepolisan setempat, jenazah MFSH ditemukan tidak bernyawa oleh warga sekitar yang kebetulan sedang mengembalakan sapi.
Berikut ini kami rangkum fakta-fakta dibalik MFSH memilih mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
1. Profil MFSP
Diketahui MFSP lahir di Palembang, 10 Februari 2002. MFSP dan keluarganya tinggal di Jalan Letkol Santoso Nomor 88 RT 004 RW 002, Kelurahan Pasar Melintang, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu.
Tanggal 15 Agustus 2023 besok, MFSP dikabarkan akan diwisuda setelah empat tahun menempuh perkuliahan di Universitas Diponegoro.
2. Pernah KKN di Kelurahan Karangturi
Berdasarkan akun instagramnya, MFSP pernah mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Karangturi, Kecamatan Semarang Timur periode 05 Juli - 18 Agustus 2022.
Baca Juga:Ayah Korban Bunuh Diri di Grogol Petamburan Bantah Anaknya Akhiri Hidup karena Terlilit Utang
Saat KKN, MFSP dipercaya oleh kelompoknya menjadi seorang sekertaris bersama dua orang lainnya. Sedangkan anggota kelompok berjumlah dua puluh orang.
3. Dimata Teman
Menurut Ivan Adrian Wijaya, seorang teman yang pernah KKN Bareng menilai sosok MFSP dimatanya baik, rajin serta tidak neko-neko saat hidup berdampingan dengan masyarakat.
"Tapi anaknya memang agak pendiam," kata lelaki yang kebetulan menjadi ketua di kelompok KKN.
4. Kesaksian Kurir Paket
Sebelum MFSP ditemukan tidak bernyawa di Lapangan Tembak. Ada seorang kurir paket yang sering melintas di area tersebut tiba-tiba memiliki firasat buruk di tempat kejadian di hari Jumat (11/8) pagi.
"Biasanya kalau saya lewat sini kayak biasa aja. Tapi kemarin pagi kayak punya feeling ditempat ini bakal terjadi sesuatu hal yang buruk," ucap kurir paket tersebut saat diwawancarai SuaraJawaTengah.id, Sabtu (12/8).
5. Kampus Masih Tertutup
Sampai detik ini terpantau baik media sosial Universitas Diponegoro maupun BEM Fakultas Hukum belum memberikan keterangan apapun soal meninggalnya MFSP karena bunuh diri.
Padahal ada beberapa netizen yang menunggu keterangan tertulis soal kematian MFSP di akun @bemfhundip.
"Yang meninggal siapa min anak FH," kata seorang netizen.
"Ini beneran yang diupload duluan FH UNDIP BANGGA. Bukan berita duka cita anak FH 2019 min," ungkap netizen lainnya.
6. Masih Misteri
Sampai berita ini ditulis, penyebab MFSP mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri masih misteri. Pihak kepolisian belum memberikan keterangan soal latar penyebab MFSP gantung diri.
Namun isu liar yang berkembang di kalangan mahasiswa Undip. MFSP diduga mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri karena persoalan asmara.
"Ada yang bilang gitu (persoalan asmara). Cuman belum valid sejuah ini," tukas salah satu mahasiswa Undip, Leonardo.
Catatan Redaksi:
Hidup seringkali sangat sulit dan membuat stres, tetapi kematian tidak pernah menjadi jawabannya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecederungan bunuh diri, sila hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah sakit terdekat.Bisa juga Anda menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri melalui email janganbunuhdiri@yahoo.com dan telepon di 021 9696 9293. Ada pula nomor hotline Halo Kemkes di 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan 24 jam.
Kontributor: Ikhsan