Beratnya Beban Hidup Pelaku Pembacok Guru MA di Demak: Bertahun-tahun Jadi Tulang Punggung Keluarga

Perbuatan siswa sekolah MA Yasua Kabupaten Demak, Muhammad Abdul Rosyid (MAR) yang menganiaya gurunya sendiri jadi perhatian banyak pihak

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 27 September 2023 | 18:06 WIB
Beratnya Beban Hidup Pelaku Pembacok Guru MA di Demak: Bertahun-tahun Jadi Tulang Punggung Keluarga
Lokasi kejadian perkara kasus pembacokkan guru oleh siswa di MA Yasua Kabupaten Demak. Rabu (27/9/2023) [Suara.com/Ikhsan]

SuaraJawaTengah.id - Perbuatan siswa sekolah MA Yasua Kabupaten Demak, Muhammad Abdul Rosyid (MAR) yang menganiaya gurunya sendiri Ali Fatkur Rohman dengan menggunakan senjata tajam tidak dibenarkan.

Berdasarkan keterangan kepolisian,  penyulut pelaku dengan tega melakukan perbuatan tersebut karena tidak dizinkan oleh Ali Faktur Rohman mengikuti UTS. Sebab yang bersangkutan tidak dapat menyelesaikan tugas sebagai syarat untuk mengikuti UTS.

Namun, disisi lain pelaku ternyata bukan orang yang suka berperilaku buruk di masyarakat. Bahkan kata tetangga sekitar, pelaku justru dikenal memiliki kepribadian yang baik, pendiam dan sopan.

Ketua RT 02 RW 02 Desa Pilangwetan, Kecamatan Kebonagung, Sari yang tau persis perilaku pelaku di lingkungannya dibuat tidak percaya. Bahkan semua tetangga ikutan syok mengetahui kejadian tersebut.

Baca Juga:Guru di Demak Dibacok Siswa, Amarah Tak Terkendali Usai Dipersulit Mengikuti UTS

"Kita sebagai tetangganya tau persis anaknya dari kecil seperti apa. Orangnya nggak neko-neko. Kami semua kaget," kata Sari saat ditemui Suara.com di kediamannya, Rabu (27/9/2023).

Selain itu, menurut Sari pelaku adalah orang yang rajin dan berbakti pada orang tuanya. Selama 4 tahun terakhir, pelaku jadi tulang punggung keluarga dengan bekerja pada sore-malam hari.

Alasan pelaku bekerja karena untuk menggantikan peran ayahnya yang secara fisik sudah melemah. Dia juga turut bertanggungjawab untuk membesarkan adiknya yang masih kecil.

"Sebenarnya pas lulus dari MTs pelaku nggak mau melanjutkan sekolah lagi. Terus rehat selama satu tahun, karena terus didorong pelaku akhirnya mau sekolah lagi," jelasnya.

Baik korban maupun pelaku sama-sama dikenal sebagai orang baik. Sehingga Sari meminta semua pihak untuk tidak menyudutkan pelaku.

Baca Juga:Diduga Karena Dendam, Siswa Madrasah Aliyah di Demak Aniaya Gurunya Pakai Senjata Tajam

"Pelaku juga rajin ikutan kalau ada kegiatan karang taruna. Walaupun anaknya pendiam, tapi jiwa sosialnya ada. Jadi pas kejadian kami semua benar-benar nggak percaya," bebernya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini