SuaraJawaTengah.id - Di setiap kampus, saya yakin terdapat spot-spot favorit yang biasa dijadikan mahasiswa untuk melepas penat, ngumpul bareng teman-teman bahkan pacaran dengan pujaan hatinya.
Di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang misalnya. Terdapat satu tempat yang terkenal dengan sebutan "juras" atau jurang asmara yang sering ramai dikunjungi mahasiswa ketika sore hari.
Juras sendiri berada persis di jalan penghubung antara kampus 2 dan 3. Atau tepatnya di belakang Gedung Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (Fuhum) UIN Walisongo.
Konon, berdasarkan cerita turun-temurun tempat tersebut diberi nama juras. Lantaran banyaknya mahasiswa yang memanfaatkan tempat itu untuk pacaran.
Baca Juga:Toyota Siap Kolaborasi dengan CATL Produksi Baterai Mobil Listrik di Indonesia, Kapan Realisasinya?
Nah di juras sendiri pemandangannya memang bisa memanjakan mata. Dari atas ketinggian, mahasiswa bisa melihat pemandangan laut, perumahan hingga lanskap Kota Lunpia.
Salah seorang mahasiswi jurusan Manajemen Dakwah (MD), Elly Masfufah, dari cerita-cerita yang ia dengar. Di juras pernah ada kejadian mahasiswa berbuat mesum.
Meski dirinya tidak tau pasti kejadian tersebut kapan. Tapi cerita itu terus-menerus disampaikan pada mahasiswa baru. Sampai hari ini cerita itu jadi legenda yang mahasiswa UIN Walisongo pasti pernah mendengar hal tersebut.
"Kalau aku ke juras biasanya sama teman-teman untuk menikmati pemandangan sambil bawa jajan," kata Elly saat diwawancari Suara.com, (26/10).
Diakui Elly, juras memang masih jadi tempat favorit mahasiswa UIN Walisongo nongkrong termasuk pacaran. Daya tarik yang bikin mahasiswa memilih bersantai di juras karena akan disuguhkan dengan pemandangan senja atau matahari terbenam.
Baca Juga:Hasil Piala AFC 2023: Tak Berdaya, Bali United Dilumat Central Coast Mariners 3-6
"Sebenarnya di fakultas saya banyak tempat nongkrong seperti Taman Dakwah (Tamda), Di bawah Pohon Ringin (DPR) dan yang baru itu di depan gedung IsDB, teman-teman organisasi sih bilang taman senja," jelas Elly.
Taman Nyamuk
Legenda tentang juras juga pernah didengar mahasiswa jurusan Biologi, Ahsanul Buduri. Lelaki asal Kalimantan ini pertama kali dikenalkan dengan istilah juras oleh seniornya saat masa ospek.
"Kalau menurut saya juras itu seperti tempat rekreasi. Masih ramai buat kumpul-kumpul organisasi atau buat pacaran," ujar lelaki yang akrab disapa Ari tersebut.
Sedangkan di kampus 2, kata Ari banyak spot-spot favorit diantaranya taman nyamuk, taman revo, belakang gedung FITK hingga parkiran dekat laboratorium yang ramai orang-orang kumpul entah diskusi, nongkrong, pacaran dan lain-lainnya.
Ari sendiri mengaku lebih nyaman nongkrong atau mengerjakan tugas di taman nyamuk dan revo. Karena di dua taman tersebut terdapat fasilitas colokan stop kontak.
Dia juga mengatakan sempat ada kejadian mahasiswa berpacaran di taman nyamuk yang terlalu berlebihan. Apalagi aksi dua sejoli yang sedang memadu kasih itu ketauan oleh seorang dosen.
"Pernah ramai mahasiswa yang ketauan berbuat tidak senonoh. Dosen sampai bilang di kelas-kelas, kalau selesai kuliah langsung pulang, jangan berduaan di taman," bebernya.
Sementara itu, pengakuan Toni (bukan nama sebenarnya) memilih berpacaran di taman revo selain karena tempat teduh. Lokasi taman revo juga bisa dibilang strategis untuk berjumpa dengan pacarnya.
"Orang yang saya sukai kan anak mahad, sedangkan di mahad itu ada aturan ngga boleh keluar sampai jam 6 sore. Jadi menurut saya taman revo itu tempat yang strategis untuk kami bertemu," terangnya.
Selain itu, terdapat tiga tempat lainnya di kampus 2 yang sering dijadikan tempat untuk melepas rindu bagi dua orang sedang jatuh cinta.
"Kebanyakan sore hari sekitar jam 4 sampai menjelang magrib. Orang-orang termasuk saya suka (pacaran) di taman revo karena tempatnya teduh dan nyaman," tukasnya.
Kontributor : Ikhsan