Hasil Pertanian Surplus, Bulog Patikan Persediaan Beras di Jawa Tengah Cukup hingga April 2024

Perum Bulog Perwakilan Jawa Tengah memastikan persediaan beras di provinsi ini mencukupi hingga April 2024

Budi Arista Romadhoni
Kamis, 02 November 2023 | 21:39 WIB
Hasil Pertanian Surplus, Bulog Patikan Persediaan Beras di Jawa Tengah Cukup hingga April 2024
Stok beras yang ada di gudang Bulog Mujungagung, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal. [Suara.com/F Firdaus]

SuaraJawaTengah.id - Kemarau panjang membuat sebagian orang waspada dengan kenaikan harga bahan pangan. Bahkan, soal kelangkaan bahan pangan di seluruh wilayah Jawa Tengah

Namun demikian Perum Bulog Perwakilan Jawa Tengah memastikan persediaan beras di provinsi ini mencukupi hingga April 2024.

"Stok sangat cukup, termasuk kalau ada penugasan tambahan dari pemerintah," kata Kepala Perum Bulog Wilayah Jawa Tengah Ahmad Kholisun di Semarang, Kamis (2/11/2023).

Kholisun mengatakan, persediaan beras Bulog Jawa Tengah saat ini mencapai 195 ribu ton.

Baca Juga:Transaksi Piutang Pembiayaan Meningkat hingga Rp60 Miliar, BRI Finance Perluas Pasar Jawa Tengah

Adapun kebutuhan penyaluran beras di Jawa Tengah pada 2023 ini, kata dia, mencapai 235 ribu ton.

Bulog Jawa Tengah, lanjut dia, memperoleh penugasan untuk penyaluran bantuan pangan tahap 1 dan dua, serta tambahan di Desember 2023.

"Ada 22.500 ton bantuan pangan untuk Desember," katanya.

Ia menjelaskan pada November dan Desember wilayah Jawa Tengah sudah akan diguyur hujan.

Ia menuturkan dengan dimulainya masa tanam, maka pada Maret 2024 sudah akan panen raya untuk kembali memenuhi persediaan Bulog.

Baca Juga:Nyaris Diselundupkan, Ribuan Liter BBM Subsidi di Jawa Tengah Berhasil Diamankan

Sementara itu, 7 ribu ton beras impor asal Kamboja mulai masuk ke Jawa Tengah pada November 2023

Khokisun menyebut beras impor tersebut ditujukan untuk membantu Bulog dalam memenuhi penugasan pemerintah.

Beras hasil tani Surplus 

Sementara itu Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana mengatakan, stok beras di Jateng pada tahun 2023 mencapai 6,37 juta ton lebih, sementara kebutuhannya hanya sebesar 3,96 juta ton. Dengan demikian, masih terdapat surplus 2,41 juta ton.

"Pangan menjadi prioritas utama dalam pembangunan ekonomi nasional, karena merupakan kebutuhan dasar yang paling esensial bagi manusia untuk mempertahankan hidup," kata Nana. 

Dikatakan dia, produksi beras yang surplus menunjukkan perhatian serius Pemprov Jateng pada persoalan pangan. Berbagai program dilakukan untuk memastikan masyarakat dapat menjangkau pangan. Salah satu komoditasnya adalah beras. Upaya menjaga stok pangan juga dalam rangka untuk mengendalikan angka inflasi.

Nana mengatakan, inflasi Jateng pada September 2023 (year on year) sebesar 2,49%. Dalam rilis terbaru BPS, tingkat inflasi Oktober 2023 secara year on year sebesar 2,81%. Angka ini masih berada di rentang sasaran target inflasi, yaitu 3,0 plus minus 1.

"Jadi alhamdulillah inflasinya di bawah tiga. Ini berkat kerja sama yang baik dengan Badan Pangan Nasional maupun kemudian Bulog,” kata dia.

Ia mengaku akan terus melakukan langkah-langkah untuk menjaga ketahanan pangan di wilayahnya. Sudah banyak program dilakukan, misalnya Gerakan Pangan Murah (GPM) di daerah-daerah yang memiliki kemisikinan ekstrim, dan sebagainya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini