Sri Sultan Hamengkubuwono V, Sultan Yogyakarta yang Dibunuh Istrinya Sendiri

Raja ini memerintah dari tahun 1828 hingga 1855.

Ronald Seger Prabowo
Selasa, 07 November 2023 | 19:20 WIB
Sri Sultan Hamengkubuwono V, Sultan Yogyakarta yang Dibunuh Istrinya Sendiri
Sri Sultan Hamengkubuwono V. [Wikipedia]

SuaraJawaTengah.id - Sri Sultan Hamengkubuwono V adalah raja ke-5 Kasultanan Yogyakarta. Raja ini memerintah dari tahun 1828 hingga 1855.

Namun, masa pemerintahannya tidak berlangsung lama dan berakhir tragis dengan kematiannya di tangan istri kesayangannya, Kanjeng Mas Hemawati.

Sultan HB V lahir pada tanggal 6 November 1811 yang merupakan putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono II dan Raden Ayu Kenceng. Raja dengan nama Gusti Raden Mas Gathot Menol ini dinobatkan sebagai raja ketika masih berusia 3 tahun, menyusul kematian ayahnya.

Masa pemerintahan Sultan HB V diwarnai dengan berbagai konflik internal di Kesultanan Yogyakarta. Misalnya sempat disingkirkan dari tahta oleh saudara kandungnya, Pangeran Diponegoro.

Baca Juga:Bikin Merinding! 5 Tempat di Jogja Ini Angker dan Simpan Kisah Kelam!

Beruntung Gusti Raden Mas Gathot Menol  berhasil merebut kembali tahta setelah Pangeran Diponegoro ditangkap oleh Belanda.

Pada 5 Juni tahun 1855, Sultan HB V ditikam oleh Kanjeng Mas Hemawati di kamarnya di Keraton Yogyakarta. Kanjeng Mas Hemawati adalah istri ke-5 Sultan HB V.

Perempuan ini merupakan putri dari Pangeran Suryadilaga, seorang pejabat di Kesultanan Yogyakarta.

Penyebab pembunuhan Sultan HB V oleh Kanjeng Mas Hemawati masih menjadi misteri hingga saat ini. Ada beberapa spekulasi yang beredar, antara lain Kanjeng Mas Hemawati cemburu dengan permaisuri Sultan HB V, Kanjeng Ratu Sekar Kedaton.

Lalu Kanjeng Mas Hemawati dihasut oleh pihak-pihak yang tidak menyukai Sultan HB V dan spekulasi yang ketiga adalah Kanjeng Mas Hemawati mengalami gangguan jiwa.

Baca Juga:Bukan Keluarga Ningrat, Erina Gudono Calon Mantu Jokowi Konsultasi ke Keraton Yogyakarta Soal Prosesi Adat Siraman

Meski demikian kematian Sultan HB V menimbulkan kegemparan di Yogyakarta. Ia dimakamkan di Pemakaman Raja-Raja Mataram di Imogiri.

Putra mahkota Sultan HB V, Raden Mas Kanjeng Gusti Timur Muhammad, lahir 13 hari setelah kematian ayahnya. Akan tetapi Gusti Timur Muhammad tidak pernah dinobatkan sebagai raja karena meninggal pada tahun 1870.

Kisah tragis Sultan HB V merupakan salah satu peristiwa yang paling mewarnai sejarah Kesultanan Yogyakarta.

Peristiwa ini menjadi bukti bahwa kekuasaan dan cinta bisa menjadi hal yang berbahaya jika tidak dikendalikan dengan baik.

Kontributor : Dinar Oktarini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini