"Rumah itu pernah diteliti oleh tim ahli dan ditemukan engsel pintu buatan tahun 1700an. Jadi kemungkinan rumah itu sudah berdiri di abad ke-19," buka Johanes.
Di abad segitu, menurut Johanes, rumah milik Tuan Klien diyakini paling mewah seperti sebuah istana. Apalagi luas perkarangannya 4.500 meter persegi.
"Dari gang masuk sampai halaman rumah itu hamparan kebun bunga. Gedungnya lantai tiga, konon ada jalur rahasia di bawah tanah," jelasnya.
Berjalannya waktu, Tuan Klien mengalami kebangkrutan. Dengan terpaksa, dia pun menjual rumah mewahnya ke salah satu saudagar asal Tionghoa Be Biauw Tjwan.
Baca Juga:Sukarti, Gerobak Angkringan dan Cerita Kehidupan di Kolong Jembatan Kota Semarang
Singkat cerita, rumah itu kemudian berpindah tangan lagi ke Nyonya Tan Tyoeng Sing. Halaman rumah yang dulunya dipenuhi bunga-bunga itu lambat laun dibangun rumah-rumah yang tidak terlalu besar.
Rumah-rumah yang dibangun itu kemudian disewakan dan jadilah sebuah perkampungan di jantung Kota Semarang.
"Ya benar dari nama Klein, maka lidah Jawa menyebutnya Kampung Kelengan," tutur Johanes.
Kabar terakhir yang Johanes dapatkan, rumah gedong tersebut sekarang ini sedang dilelang untuk dijual dengan harga yang sangat fantastis sebesar Rp100 milliar.
Kontributor : Ikhsan
Baca Juga:Komentari Kasus Kekerasan Seksual di Semarang, Mbak Ita: Hukum Seberat-beratnya