Tergantikan Gedung Bertingkat, Ini Kampung-kampung Tua yang Hilang di Kota Semarang

Kota Semarang punya peradaban yang sangat panjang dalam membangun sebuah perkotaan, banyak kampung yang kini sudah berubah fungsi

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 25 November 2023 | 12:44 WIB
Tergantikan Gedung Bertingkat, Ini Kampung-kampung Tua yang Hilang di Kota Semarang
Ilustrasi Tugu Muda. Kota Semarang punya peradaban yang sangat panjang dalam membangun sebuah perkotaan, banyak kampung yang kini sudah berubah fungsi. (Sumber : situsbudaya.id)

SuaraJawaTengah.id - Jika menilik sejarah, Kota Semarang punya peradaban yang sangat panjang dalam membangun sebuah perkotaan. Konon, Kota Semarang sudah ada sejak abad ke-8.

Secara garis besar, sebelum jadi kota metropolitan seperti sekarang. Kota Semarang dulu hanya pemukiman biasa yang dibuka oleh Ki Ageng Pandan Arang I.

Dalam berbagai literatur disebutkan Ki Ageng Pandan Arang I datang ke wilayah Tirang Amper sekitar 1476 untuk menyebarkan agama Islam. Banyak ahli menyebut pemukiman yang dijejaki pertama kali oleh Ki Ageng Pandan Arang I berada di kawasan Mugas dan Bergota.

Seiring berjalannya waktu Kota Semarang berkembang jadi pusat perdagangan Internasional lewat jalur laut. Para pedagang dari China, Inggris, Prancis, Belanda dan lain-lainnya silih berganti keluar-masuk Kota Semarang.

Baca Juga:Komentari Kasus Kekerasan Seksual di Semarang, Mbak Ita: Hukum Seberat-beratnya

Cikal bakal Kota Semarang juga tak terlepas dari keputusan Pemerintah Hindia Belanda. Kala itu tepatnya tahun 1906, Pemerintah Hindia Belanda membentuk pemerintahan gemeente (Kota Praja) yang dipimpin seorang wali kota.

Pusat pemerintahannya di Jalan Bojong (sekarang balai kota). Sementara itu Bupati Semarang masih tetap bertahta dan wilayah kekusaan sang bupati di luar daerah perkotaan.

Dari tahun ke tahun, Kota Semarang kemudian bertransformasi menjadi kota modern. Di pusat perkotaan banyak sekali gedung-gedung bertingkat saling berjejeran.

Terlepas dari itu, masifnya pembangunan Kota Semarang ternyata sampai mengorbankan kampung-kampung tua. Bahkan sampai sekarang para investor masih mengincar kampung-kampung tua yang berada di segita emas.

Berdasarkan literatur buku sejarah yang ditulis Hartono Samidjan, kampung-kampung tua di Kota Semarang mayoritas berada di sepanjang Kali Semarang yang membentang di Jalan Pemuda, sebagian Jalan Imam Bonjol, Jalan Raden Patah, dan Jalan Mataram (sekarang MT. Haryono).

Baca Juga:Masa-masa Kejayaan Warung Burjo Kuningan di Kota Semarang: Sehari Habis 35 Kilogram, Kini Tinggal Kenangan

Perkampung Melayu juga termasuk salah satu ke dalam daftar kampung tua yang dilalui Kali Semarang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini