Bukan Orang Sembarangan, Ayah Ganjar Ternyata Pernah Ditugaskan Jenderal Ahmad Yani untuk Tumpas PRRI

Adapun PRRI, merupakan gerakan yang dilakukan oleh pemerintah daerah kepada pemerintah pusat atau lebih tepatnya pihak militer di Sumatra.

Bella
Kamis, 04 Januari 2024 | 15:14 WIB
Bukan Orang Sembarangan, Ayah Ganjar Ternyata Pernah Ditugaskan Jenderal Ahmad Yani untuk Tumpas PRRI
Jenderal Pranoto saat operasi pemadaman PRRI di Sumatera. [Repro Buku Catatan Jenderal Pranoto Reksosamodra]

SuaraJawaTengah.id - Nama Ganjar Pranowo kini tengah menjadi perbincangan sejak dirinya maju sebagai Calon Presiden (Capres) pada Pilpres 2024. Alhasil, segala informasi menyangkut Ganjar menjadi konsumsi publik di tanah air.

Latar belakang keluarga mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itupun ikut jadi perhatian. Siapa sangka, ternyata Ganjar bukan berasal dari keluarga sembarangan.

Ganjar Pranowo lahir di lereng Gunung Lawu pada 28 oktober 1968. Ayah Ganjar bernama Parmudji Pramudi Wiryo dan ibu bernama Sri Suparni.

Calon nomor urut 2, Ganjar Pranowo saar di Blora pada Kamis (4/1/2024). [Istimewa]
Calon nomor urut 2, Ganjar Pranowo saar di Blora pada Kamis (4/1/2024). [Istimewa]

Ayah Ganjar dulunya adalah seorang Polisi. Ia sempat ditugaskan dalam operasi penumpasan gerakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatra Tengah (Sumatra Barat, Riau, dan Jambi sekarang). Bahkan, pemberian nama “Pri” kepada tiga saudara Ganjar yakni Pri Kuntadi, Pri Pambudi Teguh dan Pri Jadi Joko Prasetyo lantaran sang ayah tiga kali turun ke medan operasi penumpasan PRRI.

Baca Juga:Hari Kampanye ke-38, Ganjar Temui Petani, Mahfud Silaturahmi dengan Uskup Agung Jakarta

Mengutip berbagai sumber, Operasi penumpasan gerakan PRRI merupakan operasi gabungan yang melibatkan TNI Angkatan Laut, Angkatan Darat, dan Angkatan Udara. Operasi ini merupakan yang terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah militer Indonesia.

Adapun PRRI, merupakan gerakan yang dilakukan oleh pemerintah daerah kepada pemerintah pusat atau lebih tepatnya pihak militer di Sumatra. Gerakan dipimpin oleh Kolonel Ahmad Husein yang merasa tidak puas terhadap pemerintah terkait dengan kebijakan alokasi dana dari pemerintah pusat serta berbagai ketimpangan dalam pembangunan, terutama pada daerah-daerah di luar pulau Jawa.

Tidak sendirian, Kolonel Ahmad Husein juga didukung oleh beberapa panglima militer. Oleh karena itu, pemerintah pusat menganggap gerakan ini harus segera diselesaikan dengan kekuatan senjata.

Jenderal Ahmad Yani lalu mendapat mandat dari Presiden Soeharto untuk melakukan operasi militer demi menumpas PRRI yang berada di Sumatera Barat. Ia juga diberi mandat untuk memimpin pasukan TNI di Padang.

Sekitar tiga tahun lamanya yakni pada 1958 hingga 1961, terjadi perang saudara antara tentara pusat dan pasukan PRRI yang memakan banyak korban di pihak PRRI. Bahkan jumlah korban akibat konflik PRRI yang singkat jauh lebih besar daripada korban perang dengan Belanda pada zaman revolusi kemerdekaan yakni mencapai 22 ribu jiwa.

Baca Juga:Gantengnya Bikin Warganet Meleleh, Alam Ganjar Disandingkan dengan Dua Penyanyi Top Ini

Korban berjatuhan dari rakyat sipil juga tak kalah banyaknya, mereka menjadi korban kekerasan seperti penyiksaan, perampokan, dan pemerkosaan.

Kini Ganjar Pranowo bersama Mahfud MD tengah berusaha keras meraih kemenangan pada Pilpres 2024. Keduanya menyusuri berbagai wilayah di tanah air untuk menyampaikan visi dan misi Ganjar-Mahfud.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini