Kisah Pesugihan Kepala Desa di Jawa Tengah, Endingnya Menyeramkan!

Di Jawa Tengah, Suryo ambisi jadi kepala desa dan bersekutu dengan dukun. Ia tumbalkan nyawa istrinya yang hamil di bawah pohon beringin. Jabatan didapat

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 25 April 2025 | 14:18 WIB
Kisah Pesugihan Kepala Desa di Jawa Tengah, Endingnya Menyeramkan!
Ilustrasi pesugihan yang berakhir celaka [Dok Suara.com]

SuaraJawaTengah.id - Di tanah Jawa, cerita tentang pesugihan, dukun, dan tumbal bukan sekadar legenda yang mengisi waktu luang. Mereka hidup dari mulut ke mulut, dari warung kopi hingga pembicaraan bisik-bisik di sudut desa.

Beberapa kisah terlupakan, namun ada pula yang terlalu menyeramkan untuk diabaikan. Salah satunya berasal dari sebuah video viral di channel YouTube Sejenak Horor, yang menceritakan sebuah kisah gelap dari desa terpencil bernama Sumber Rejo, di Jawa Tengah.

Di desa itu, ambisi dan darah saling bersilang, ketika seorang pria bernama Suryo memilih jalan pesugihan demi sebuah jabatan yang tak sebanding dengan harga yang harus dibayar.

Ambisi Jadi Kepala Desa 

Baca Juga:Teror Pocong Pedagang Bakso Wonogiri, Bikin Satu Kampung Heboh!

Suryo adalah pria 35 tahun yang tengah mencalonkan diri sebagai kepala desa. Namun yang ia warisi bukan semangat melayani, melainkan dendam turun-temurun. Ayahnya, Pak Harjo, gagal merebut kursi kepala desa dua dekade lalu. Nama keluarganya yang dahulu disegani kini hanya menjadi bahan olok-olok.

Suryo tertekan. Saingannya, Gatot, adalah pengusaha muda yang disukai warga karena janjinya akan kemajuan. Suryo tidak punya uang, tidak punya pengaruh, hanya warisan harapan kosong dari keluarganya.

Hingga suatu malam, ia mendengar desas-desus dari pasar tentang seorang dukun tua yang tinggal di hutan. "Kalau kau ingin menang, datangi dia. Tapi ingat, dia minta tumbal," begitu bisik seorang pedagang.

Didesak rasa putus asa, Suryo nekat. Tanpa sepengetahuan Lestari istrinya yang tengah mengandung anak pertama ia menyelinap ke tengah hutan saat malam belum sempurna. Di sanalah, di bawah pohon-pohon tua dan kabut yang menggantung seperti kafan, ia bertemu sosok menyeramkan: dukun tua kurus berkulit legam dengan mata tajam dan suara serak.

“Kekuasaan selalu minta darah,” kata dukun itu. “Dan bukan darah siapa pun, tapi darah yang kau kenal… darah yang kau cintai.”

Baca Juga:Belanja Untung! Promo Indomaret, Tawarkan Diskon Spesial Rp7.500 untuk Produk Kebutuhan Rumah Tangga

Tumbal di Bawah Beringin

Beberapa hari kemudian, Suryo menang mutlak dalam pemilihan. Desa bersorak. Tapi ia tahu, kemenangan itu bukan berkah melainkan awal dari kutukan. Dan malam yang dijanjikan pun tiba.

Di bawah alasan ingin menyegarkan pikiran, Suryo mengajak Lestari berjalan ke hutan. Mereka tiba di bawah pohon beringin besar yang menjulang di tengah lapangan terbuka. Udara di sekitarnya berubah berat. Lestari menggigil. “Mas, kenapa kita ke sini?”

Suryo hanya memeluknya. "Maafkan aku," bisiknya lalu mendorong tubuh istrinya ke batang pohon beringin. Akar-akar hidup bergerak, membelit tubuh Lestari seperti ular lapar. Ia menjerit, namun suara itu ditelan mantra sang dukun yang muncul dari balik kabut.

Suryo mengangkat pisau, tangannya gemetar. Di bawah cahaya bulan, wajah Lestari penuh air mata. “Apa yang kamu lakukan…?” katanya lirih.

Namun dalam hatinya, suara ayahnya menggema: "Kau harus jadi yang terhormat. Jangan jadi pecundang seperti aku."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak