SuaraJawaTengah.id - Dunia usaha kini terus berkembang, dari berdagang dengan cara konvensional hingga berkembang menjadi daring atau online. Melek akan teknologi kini benar-benar harus dilakukan oleh para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Termasuk para pelaku usaha yang menjadi binaan Rumah BUMN BRI Semarang. Mereka kini ditantang untuk bisa bersaing dengan berkembangnya teknologi pemasaran melalui media sosial TikTok.
Namun demikian, hal itu memang harus dilakukan untuk bisa bersaing di tengah ketatnya persaingan dagang di Indonesia.
Leni Arjani misalnya. Ia adalah UMKM Permen Coklat yang berdagang sejak 1997.
Baca Juga:Hasil Rekapitulasi KPU di Kota Semarang, Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2024 Capai 85 Persen
Beragam strategi dagang apapun pernah ia lakoni. Namun, ia tetap bertahan karena berhasil bertahan dari zaman ke zaman.
Pandemi Covid-19, Leni pun akhirnya mengubah metode jualannya. Dari media sosial hingga ikut marketplace dilakukan.
Untungnya, saat itu ia bergabung dengan Rumah BUMN BRI Semarang. Dan kini Leni pun bakal bersaing di TikTok dengan berjualan live streaming yang tengah menjadi tren.
"Penjualan online sekarang semua pakai TikTok, saya dibantu sekali untuk membuat konten. Ini bener-bener daging banget ya, diajarin dari 0. Pandemi orang sudah berubah, ya kita harus mengikut perkembangan," ujarnya saat ditemui Suara.com pada acara Tiktok Jalin Nusantara di Creative Hub Kota Lama Semarang pada Sabtu (2/3/2024).
Leni mengaku ikut Program Rumah BUMN BRI Semarang sudah lima tahun terakhir. Ia pun mengaku sangat terbantu karena difasilitasi dari pelatihan, hingga pameran untuk promosi.
Baca Juga:PSIS Semarang Dihajar Persib, Yoyok Sukawi: Jangan Salahkan Siapapun Selain Saya
Menurutnya, kemajuan teknologi tidak bisa ditolak. Namun harus dipelajari dan diterapkan agar UMKM bisa bertahan.
"Kami harus update, saya mau belajar TikTok. Ini hal yang baru, buat keranjang kuning aja susah sekali," ujarnya.
Senada dengan Mesni Johara Agatha, pelaku UMKM Tas dari Goni yang juga binaan Rumah BUMN Semarang. Diusianya yang tak lagi muda, ia tetap bersemangat belajar untuk berdagang di TikTok.
Ia berharap, kerajinan tangannya bisa dibeli oleh orang-orang dari luar Kota Semarang. Apalagi dengan berdagang di TikTok, bisa menjangkau lebih luas lagi.
"Usahanya jujur sampai ke Eropa, india, china, secara pribadi sudah ekspor. Tapi belum lewat jalur pemerintah," ujarnya kepada Suara.com.
Mesni mengaku, meski hanya mengolah barang bekas menjadi tas. Namun usahanya itu sudah bisa membantu biaya kuliah kedua anaknya.