Mitos Banjir Demak dan Penyembelihan Kambing Kendhit, Ini Arti dan Tujuannya

Banjir yang melanda sejumlah desa di Kabupaten Demak ramai dikaitkan dengan tak adanya ritual sedekah kambing kendhit

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 22 Maret 2024 | 08:23 WIB
Mitos Banjir Demak dan Penyembelihan Kambing Kendhit, Ini Arti dan Tujuannya
Ilustrasi kambing. (Unsplash/Qamma Farm)

SuaraJawaTengah.id - Banjir yang melanda sejumlah desa di Kabupaten Demak ramai dikaitkan dengan tak adanya ritual sedekah kambing kendhit. Lantaran hal itu, wedhus kendhit alias kambing kendhit pun ramai menjadi perbincangan warganet di sejumlah media sosial.

Wedhus kendhit sendiri merupakan seekor kambing dengan bulu berwarna hitam dan disertai bulu putih yang melingkari bagian perutnya. Sejumlah akun sosial media TikTok ramai mengunggah saat-saat sebelum penyembelihan wedhus kendhit, Rabu (20/3/2024), salah satunya adalah akun @liputanundaan.

Dalam keterangan unggahan tersebut, kegiatan penyembelihan wedhus kendhit dilakukan di Norowito Demak. Video tersebut menunjukkan sejumlah warga yang ramai-ramai menggiring seekor kambing kendhit.

Cerita Mitos Banjir Demak dan Wedhus Kendhit

Baca Juga:Diterjang Banjir, InI Video Penampakan Komplek Makam Sunan Kalijaga Nyaris Tenggelam

Ritual tersebut bermula dari kepercayaan warga setempat bahwa banjir yang melanda desa-desa di Demak itu adalah amarah dari ular yang bersemayam di dasar sungai. Ular tersebut meminta sesaji kambing kendhit untuk meredam amarahnya.

Kisah tersebut bermula dari seorang sopir excavator, yang bekerja hingga larut malam. Ia mengatakan bahwa dirinya merasakan getaran aneh dari dalam tanah. Menggunakan lampu sorot excavator, sopir tersebut melihat seekor ular besar dengan sisik berkilauan dan mata yang menyala.

Ular tersebut bergerak lamban mengukur galian tanah, seolah-olah mencari sesuatu yang hilang. Konon, sopir excavator tersebut mengabaikan peringatan seorang petani tua untuk memberikan sesaji. Namun, malam itu, ia merasakan panggilan misterius seperti berjalan di atas punggung ular tersebut.

Langkahnya yang ragu semakin yakin, seolah-olah ada kekuatan gaib yang mengarahkannya menjauh dari area tersebut. Tak disangka, keesokan harinya, banjir datang dengan tiba-tiba dengan aliran sungai yang sangat deras.

Dari cerita tersebut kemudian muncul spekulasi bahwa banjir Demak memiliki kaitan dengan cerita yang dialami oleh sopir excavator tersebut.

Baca Juga:Jalur Pantura Dikepung Banjir, Ini Jalan Alternatif Semarang Menuju Kudus, Pati, dan Rembang

Arti dan Tujuan Ritual Wedhus Kendhit

Sebenarnya, ritual tersebut tidak hanya dipercaya oleh masyarakat Demak, akan tetapi telah dilakukan oleh masyarakat Yogyakarta. Ritual Wedhus Kendhit itu telah dilakukan secara berkala oleh masyarakat Dusun Sebatur, Kalirejo, Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta.

Dalam ritual tersebut, kambing yang disembelih itu kemudian dimasak oleh warga, khususnya laki-laki. Tak seperti kebanyakan memasak pada umumnya, dalam ritual ini semua laki-laki tidak boleh mencicipi masakannya.

Sementara itu, kepala kambing yang disembelih kemudian diarak disertai dengan tenongan yang berisi sesajian dan alunan sholawat. Kepala tersebut kemudian didoai oleh para pemuka agama setempat, kemudian dikuburkan.

Sementara, keempat kaki wedhus kendhit dikuburkan di empat titik yang merupakan penjuru dusun Sebatur. Seluruh pemuka agama meminta agar penduduk desa tersebut diberikan keselamatan. Setelah ritual selesai, masakan dari kambing tersebut dimakan bersama-sama sebagai penutup upacara.

Untuk itu, sedekah kambing kendhit atau selamatan itu dikhususkan sebagai bentuk permohonan keselamatan kepada Tuhan.

Kontributor : Dinnatul Lailiyah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak