Kerukunan antar umat dalam bermasyarakat di Desa Buntu sudah terbentuk sejak dulu. "Belum pernah terjadi masalah tentang perbedaan agama. Alhamdulillah semua rukun dan saling membantu," jelas Suwoto, Kepala Desa Buntu.
Keterlibatan antar umat juga terjadi ketika pembangunan Mushola. Ia menyebut, umat agama lain turut membantu dalam pengerjaan.
"Belum lama ini ada pembangunan Mushola. Tidak hanya umat Muslim saja, warga lain yang beda agama juga ikut datang membantu tanpa ada yang meminta atau menyuruh," ungkapnya.
Toleransi antar umat juga terwujud ketika salah satu pemeluk agama sedang beribadah maka umat yang lain akan menjaga.
"Saling menjaga ketika sedang ada yang ibadah di rumah ibadah masing-masing. Hanya saja di Desa Buntu belum ada rumah ibadah untuk umat Kristen sehingga ibadahnya ke luar desa. Itupun hubungan antar warga tetap baik," terangnya.
Menurutnya, toleransi yang terwujud di desa tumbuh dari lingkup terkecil. Di Desa Buntu, terdapat satu keluarga yang tiap anggotanya berbeda keyakinan.
"Di sini ada beberapa warga yang berbeda agama hidup dalam satu rumah. Ada suaminya yang merupakan tokoh Buddha, istrinya Muslim sementara mertuanya Katolik. Itu kalau waktu sahur, anggota keluarga ikut bangun dan menemani," tambahnya.
Kontributor : Citra Ningsih
Baca Juga:Viral Puisi Gus Yaqut di Acara Perayaan Natal, Publik Sebut Menteri Agama Terbaik Sepanjang Masa