Permintaan Terus Menurun, Sentra Pengasapan Ikan Bandarharjo Semarang Riwayatmu Kini

Semenjak dialokasikan di satu tempat sekitar tahun 1980an terdapat 70 sentra pengasapan ikan. Usaha pengasapan ikan jadi roda ekonomi warga Bangunharjo

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 15 Mei 2024 | 16:48 WIB
Permintaan Terus Menurun, Sentra Pengasapan Ikan Bandarharjo Semarang Riwayatmu Kini
Potret sentra pengasapan ikan di Bangunharjo, Semarang Utara. Rabu (15/5/24) [Suara.com/Ikhsan]

SuaraJawaTengah.id - Produksi sentra pengasapan ikan di Banjarharjo, Semarang Utara mengalami penurunan signifikan. Kesulitan pemasaran, regenerasi dan banyaknya pesaing jadi faktor penyebab pengusaha pengasapan ikan satu per satu bertumbangan.

Semenjak dialokasikan di satu tempat sekitar tahun 1980an terdapat 70 sentra pengasapan ikan. Usaha pengasapan ikan jadi roda ekonomi warga Bangunharjo.

Namun seiring perkembangan zaman, satu per satu setra-sentea pengasapan ikan itu bertumbangan. Pandemi Covid-19 turut menghantam beberapa usaha mereka dalam sekejap.

"Sebisa mungkin kita jaga kualitas. Target produksi sehari tiga kuintal," ucap pemilik sentral pengasapan ikan Bu Tun, Iskandar pada Suara.com, Rabu (15/5/24).

Baca Juga:Masyarakat Diminta Antisipasi Fenomena Cuaca Panas di Semarang, Kurangi Aktivitas di Bawah Paparan Matahari

Iskandar adalah generasi kedua yang mengelola usaha pengasapan ikan. Dari 70 sentra, yang masih bertahan sampai sekarang sekitar 23 sentra saja.

"Pemasokkan ikan lancar, tapi pemasaran turun. Dinamika industri pengasapan ikan sering gitu," imbuhnya.

Saban hari Iskandar dibantu empat orang dalam mengelola usahanya tersebut. Ikan-ikan asap di tempatnya biasa disalurkan ke pedagang-pedang pasar seperti di Karangayu sampai Kabupaten Demak dan Kabupaten Pati.

Di sentra pengasapan ikan Bandarharjo lebih banyak memproduksi ikan manyung, pari, dan tongkol. Untuk harganya sering kali naik-turun mengikuti hasil produksi dan permintaan di pasar.

Sementara itu, Rukini seorang pegawai di salah satu sentra pengasapan ikan Bangunharjo mengakui jumlah produksi di tempatnya bekerja mengalami penurun.

Baca Juga:Anggarkan Rp76 Miliar, Pemkot Semarang akan Segera Lakukan Revitalisasi Kawasan Pecinan

Ketika lagi ramai-ramainya permintaan, di tempatnya bisa memproduksi ikan asap sebanyak 1 ton. Setelah melewati pandemi Covid-19 tempatnya paling mentok memproduksi ikan sebanyak 5-7 kuintal.

"Ibu-ibu disini diperdayakan semua. Nggak ada orang luar yang kerja di sentra pengasapan ikan Bangunharjo," jelasnya.

Berkat menekuni profesi itu dari remaja sampai sekarang. Rukini pun mampu menyekolahkan anak-anaknya sampai Perguruan Tinggi.

Rukini menceritakan sebelum di sekitar Bangunharjo terdapat pabrik-pabrik. Mayoritas laki-laki berprofesi sebagai nelayan. Sehingga sentra-sentra pengasapan ikan tidak kesulitan mencari bahan baku.

Karena banyak yang alih profesi, nyari bahan baku ketika musim-musim badai sedikit lebih susah. Paling jauh pihaknya menerima kiriman ikan dari Jakarta.

"Banyak sentra yang gulung tikar itu karena nggak ada yang nerusin. Yang dulu buka sendiri sekarang ikut orang lagi juga ada," tukasnya.

Kontributor : Ikhsan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini