Dalam siaran pers Badan Geologi, Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid A.N. mengatakan berdasarkan hasil pengamatan data-data pemantauan menunjukkan adanya peningkatan tekanan di bawah tubuh Gunung Slamet yang dapat memicu munculnya gempa-gempa dangkal maupun terjadinya erupsi.
"Berdasarkan data pemantauan instrumental Gunung Slamet terkini, aktivitas vulkanik Gunung Slamet masih tinggi, sehingga direkomendasikan untuk dilakukan perubahan atau perluasan jarak rekomendasi," katanya.
Ia mengatakan potensi ancaman bahaya Gunung Slamet saat ini adalah erupsi freatik maupun magmatik yang dapat menghasilkan lontaran material pijar yang melanda daerah di sekitar puncak di dalam radius 3 kilometer.
Selain itu, kata dia, hujan abu dapat terjadi di sekitar kawah maupun melanda daerah yang ditentukan oleh arah dan kecepatan angin.
Baca Juga:Tanpa Bantuan Medis, Seorang Perempuan Melahirkan di Pos 3 Pendakian Gunung Slamet
"Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental hingga 16 Mei 2024, serta potensi ancaman bahayanya, aktivitas vulkanik Gunung Slamet masih berada pada Level II atau Waspada, sehingga masyarakat dan pengunjung atau wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah puncak Gunung Slamet," kata Muhammad Wafid.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menaikkan tingkat aktivitas Gunung Api Slamet dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada) terhitung mulai 19 Oktober 2023, pukul 08.00 WIB.
Dalam 20 tahun terakhir, Gunung Slamet yang berada di wilayah Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, serta Brebes itu pernah mengalami peningkatan aktivitas pada tahun 2004-2005, 2008-2009, 2014, 2018-2019, dan terakhir sejak 19 Oktober 2023 hingga sekarang.
Saat mengalami peningkatan aktivitas pada tahun 2014, status Gunung Slamet sempat ditingkatkan menjadi Level III atau Siaga. Bahkan, pada bulan Maret-Agustus 2014, peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Slamet diikuti erupsi yang menghasilkan material abu dan lontaran material pijar di sekitar kawah (tipe letusan strombolian).
Baca Juga:Konektivitas Lalu lintas Pariwisata Pemalang, Purbalingga, Banyumas Lewat Jalan Pintas