Perubahan Iklim Ancam Ketahanan Pangan, Apa Kata Peneliti di ICSARD 2024?

Faktor cuaca menjadi ancaman krisis pangan di Indonesia, dan bahkan di seluruh belahan dunia. Hal itu tentu membutuhkan solusi bagi para ahli

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 31 Juli 2024 | 16:04 WIB
Perubahan Iklim Ancam Ketahanan Pangan, Apa Kata Peneliti di ICSARD 2024?
Ilustrasi beras murah. Perubahan iklim ancam ketahanan pangan. [Ist]

"Memang untuk pertanian karena kita mengelola tanaman, suatu makhluk hidup ini 'kan sangat rentan terhadap kondisi lingkungan. Nah, bagaimana kita menyikapi perubahan iklim, paling tidak kita bisa mengantisipasi," katanya.

Ia pun mencontohkan ketika akan menghadapi kekeringan harus dipersiapkan mengenai kapan akan memulai tanam dan memperkirakan kapan masa panen agar tidak terlalu terganggu oleh kondisi iklim yang kurang baik.

Selain itu, kata dia, petani bisa menggunakan varietas tanaman yang toleran terhadap kondisi iklim yang kurang menguntungkan.

Sementara itu, Ketua Panitia "4th ICSARD 2024" Prof Suprayogi mengatakan seminar tersebut menjadi ajang berbagi hasil penelitian-penelitian yang telah dihasilkan.

Baca Juga:Pranoto Mongso, Kalender Petani yang Diyakini Masih Relevan Menjawab Perubahan Musim

"Harapannya dengan saling mengetahui apa yang dihasilkan oleh peneliti lain, kemudian ada kolaborasi dan improvement (perbaikan, red.) yang tentunya ujungnya adalah teknologi dan inovasi yang bisa bermanfaat untuk kaitannya dengan negara kita," katanya.

Ia mengatakan permasalahan yang dihadapi Indonesia salah satunya berupa fenomena La Nina pada tahun 2023 yang melemahkan ketahanan pangan karena beberapa negara membatasi ekspor beras, bahkan ada yang menghentikannya.

Oleh karena itu, kata dia, solusi terbaik untuk menjaga ketahanan pangan adalah memproduksi sendiri.

"Melalui forum para peneliti di bidang pertanian ini diharapkan kita bisa menyusun kebijakan-kebijakan yang terkait dengan ketahanan pangan, yang bisa kita sumbangsihkan kepada pemerintah," katanya.

Menurut dia, para peneliti yang mengikuti seminar tersebut berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia termasuk dari Kementerian Pertanian serta beberapa peneliti dari luar negeri seperti Bangladesh, India, Srilanka, Jepang, Jerman, dan Sudan.

Baca Juga:Gawat! BI Prediksi Perubahan Iklim akan Berdampak Kerugian pada Produk Domestik Bruto Sebesar 40 Persen

"Kurang lebih ada sembilan negara termasuk Indonesia," kata Suprayogi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak