"Para syuhada ini lebih banyak yang tidak diketahui namanya," katanya.
Pemindahan Kerangka Para Pahlawan

Warga memperingati perjuangan para pahlawan yang gugur di Kampung Bugen setiap 1 Muharam. Haul tersebut telah sejak lama diadakan dan menjadi tradisi di kampung itu. Setiap tahunnya, sekitar 600-700 peziarah dari berbagai daerah datang ke tempat itu.
Dalam acara tersebut, dibacakan kisah perjuangan 74 syuhada yang gugur. Hal itu untuk merawat ingatan warga tentang sejarah kemerdekaan Republik Indonesia, khususnya di Semarang.
Baca Juga:Dari Semarang untuk Indonesia! MilkLife Soccer Challenge Lahirkan Bibit Atlet Masa Depan
Ponidi mengatakan jumlah pejuang yang dikuburkan di sana sekarang tersisa 34 orang. Setelah diakui sebagai pahlawan, pemerintah mengevakuasi kerangka mereka ke Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal Semarang.
"Warga meminta pemerintah tidak mengevakuasi kerangka para pahlawan agar sebagai penanda bahwa Kampung Bugen punya kisah perlawan terhadap Belanda," tuturnya.
Di makam tersebut Ponidi menunjukkan batu nisan yang bertuliskan “Di sini Dimakamkan Sebagian Pejuang Kemerdekaan Indonesia Yang Gugur Di Tahun 1946."
Kisah yang Nyaris Tenggelam
Kisah Perjuangan Para Pahlawan di Kampung Bugen Semarang jarang dikenal oleh masyarakat luas. Sedikit sekali sumber tertulis yang bisa dijadikan rujukan.
Baca Juga:Driver Online Semarang Berharap Wali Kota Baru Berpihak pada Rakyat Kecil
Satu-satunya naskah akademik yang ada adalah Laporan Penelitian yang dikeluarkan Unika Soegijapranata Semarang pada 2021 berjudul "Pembentukan Ingatan tentang Dekolonialisasi 1946: Jalan, Rumah, dan Makam Syuhada di kampung Bugen, Semarang. Penelitian tersebut dilakukan oleh Hotmauli Sidabalok, P. Danardono, A. Ryan Sanjaya, dan Adrianus Bintang Hanto N.