SuaraJawaTengah.id - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menginisiasi program pendampingan oleh dokter anak kepada puskesmas di berbagai wilayah Indonesia dengan memanfaatkan teknologi informasi, bertujuan untuk memastikan layanan kesehatan anak merata hingga pelosok.
Ketua Umum IDAI, Piprim Basarah Yanuarso, menyatakan bahwa setiap dokter anak diimbau untuk membina minimal dua puskesmas, guna menularkan pengetahuan kesehatan anak kepada tenaga kesehatan setempat.
"Melalui teknologi, kami ingin memastikan tidak ada lagi anak-anak yang tertinggal dalam mendapatkan layanan kesehatan, terutama di daerah yang sulit dijangkau," ujar Piprim dalam Kongres Nasional Ilmu Kesehatan Anak di Semarang, Senin (30/9/2024).
Saat ini, terdapat sekitar lima ribu dokter anak di Indonesia, sementara 10 ribu puskesmas di berbagai daerah belum semuanya memiliki dokter anak.
Baca Juga:Semarang Berpotensi Diguyur Hujan pada 26 September 2024, Ini Penjelasan BMKG
Teknologi, seperti telemedicine, diharapkan mampu menjembatani kesenjangan ini, sehingga anak-anak di daerah terpencil bisa mendapatkan layanan kesehatan yang mendekati standar wilayah yang lebih maju.
Ketua IDAI Jawa Tengah, Fitri Hartanto, menambahkan bahwa pemanfaatan teknologi jarak jauh telah diterapkan di sejumlah puskesmas, termasuk di Kabupaten Karanganyar. Sebagai contoh, layanan USG untuk ibu hamil dapat dilakukan tanpa kehadiran fisik dokter di lokasi.
"Teknologi telemedicine memastikan jarak tidak menjadi penghalang bagi akses kesehatan anak-anak, terutama di daerah yang sulit dijangkau," jelas Fitri.
Program pendampingan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan di puskesmas, sekaligus memperluas jangkauan layanan kesehatan anak di seluruh Indonesia.
Baca Juga:Setelah 9 Tahun Buron, Terpidana Penyelundupan Kayu di Semarang Ditangkap