Pengangguran Jateng Turun Drastis, Tapi Waspada Jebakan Sektor Informal!

BPS Jawa Tengah melaporkan penurunan tingkat pengangguran terbuka secara signifikan selama lima tahun terakhir

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 05 November 2024 | 18:29 WIB
Pengangguran Jateng Turun Drastis, Tapi Waspada Jebakan Sektor Informal!
Ilustrasi pengangguran. (pixabay/kalhh)

SuaraJawaTengah.id - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah melaporkan penurunan tingkat pengangguran terbuka secara signifikan selama lima tahun terakhir. Kepala BPS Jawa Tengah, Endang Tri Wahyuningsih, di Semarang pada Selasa menyampaikan bahwa penurunan ini menunjukkan perbaikan pasar kerja, meskipun tantangan tetap ada, terutama di sektor informal yang kian mendominasi.

Menurut data BPS, tingkat pengangguran tertinggi di Jawa Tengah tercatat pada tahun 2020 dengan angka 6,48 persen, yang dipicu oleh dampak pandemi COVID-19.

Namun, angka tersebut terus turun dalam beberapa tahun terakhir, menjadi 5,95 persen pada 2021, 5,57 persen pada 2022, dan 5,13 persen pada 2023. Pada Agustus 2024, tingkat pengangguran terbuka kembali turun menjadi 4,78 persen.

"Dari 100 orang angkatan kerja di Jawa Tengah, kini sekitar lima orang masih menganggur," ujar Endang dikutip dari ANTARA pada Selasa (5/11/2024).

Baca Juga:Dramatis! Helikopter TNI AD Mendarat Darurat di Sawah Blora Saat Latihan

Berdasarkan data BPS, angkatan kerja di provinsi ini mencapai 21,91 juta orang pada Agustus 2024, dengan 20,86 juta di antaranya sudah bekerja. Namun, dari jumlah pekerja tersebut, 12,44 juta orang bekerja di sektor informal, naik dari 12,07 juta pada tahun sebelumnya.

Tingginya jumlah pekerja di sektor informal menandakan ketidakstabilan yang masih dihadapi oleh sebagian besar angkatan kerja di Jawa Tengah, yang berisiko pada upah dan jaminan sosial. Kabupaten Brebes menjadi wilayah dengan tingkat pengangguran tertinggi, mencapai 8,35 persen.

Endang menegaskan, meskipun penurunan tingkat pengangguran menjadi kabar baik, tingginya angka pekerja sektor informal menunjukkan perlunya strategi kebijakan yang lebih kuat untuk meningkatkan kualitas dan stabilitas lapangan kerja.

"Tingkat pengangguran terbuka merupakan indikator sejauh mana pasar kerja mampu menyerap tenaga kerja, sementara peningkatan sektor informal menunjukkan kurangnya stabilitas ekonomi yang berdampak pada ketenagakerjaan," jelasnya.

Baca Juga:Dramatis! Andika-Hendi Salip Luthfi-Yasin di Survei Terbaru Pilgub Jateng 2024

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini