Debat Panas Pilkada Kota Semarang: Iswar Kritik Kebijakan Day Care, Joko Santoso Beri Jawaban Menohok!

Joko Santoso menegaskan bahwa peningkatan kesejahteraan buruh tidak hanya berfokus pada kenaikan upah, tetapi juga pada aspek non-upah

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 08 November 2024 | 22:16 WIB
Debat Panas Pilkada Kota Semarang: Iswar Kritik Kebijakan Day Care, Joko Santoso Beri Jawaban Menohok!
Calon Wakil Wali Kota Joko Santoso saat mengikuti debat kedua pada Jumat (8/11/2024). [Istimewa]

SuaraJawaTengah.id - Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang, Yoyok Sukawi-Joko Santoso (Yoyok-Joss), mengikuti debat terbuka putaran kedua yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Jumat (8/11/2024).

Debat yang bertemakan "Tata Kelola Pemerintahan dan Pelayanan Publik" ini menjadi ajang bagi kedua paslon untuk saling bertukar ide dan pemikiran mengenai peningkatan kualitas pemerintahan dan pelayanan publik di Kota Semarang.

Dalam debat tersebut, Iswar Aminudin, rival Yoyok-Joss di Pilkada Kota Semarang, mengkritik kebijakan yang memaksa perusahaan untuk menyediakan fasilitas Day care atau tempat penitipan anak (TPA) di tempat Industri.

Menanggapi hal ini, Joko Santoso menegaskan bahwa peningkatan kesejahteraan buruh tidak hanya berfokus pada kenaikan upah, tetapi juga pada aspek non-upah. Salah satu solusi yang diusulkan Joko adalah menyediakan fasilitas day care di setiap kawasan industri.

Baca Juga:Jadi Bahan Debat Pilwakot, Pakar Transportasi Minta Gaji Sopir Trans Semarang Harus Setara UMR

"Untuk meningkatkan kesejahteraan buruh, itu tidak sekedar soal kenaikan upah. Aspek non-upah juga harus ditingkatkan. Salah satunya adalah dengan menyediakan satu kawasan, satu day care," ungkap Joko.

Joko juga menambahkan bahwa implementasi program tersebut bisa dilakukan dengan cara yang lebih kolaboratif, tanpa harus membebani anggaran pemerintah daerah.

"Kami memiliki visi kolaboratif, kita tidak harus menggunakan APBD. Program ini bisa didorong melalui Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan," jelasnya.

Joko menekankan bahwa program tersebut tidak dimaksudkan untuk memaksa perusahaan, melainkan sebagai upaya untuk menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan.

"Kami tidak memaksa. Semangat kami adalah kolaboratif dan rembukan. Jadi jangan pesimis kalau pengusaha tidak mampu, yang penting adalah pemerintah terbuka terkait CSR, dan informasi publik mengenai CSR ini sangat penting," tegasnya.

Baca Juga:Yoyok-Joss Ungguli Pasangan 01 di Debat Pilkada Semarang? Ini Kata Pengamat

Dengan pendekatan ini, Yoyok-Joss berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan buruh dan keluarga mereka dengan cara yang berkelanjutan dan tidak memberatkan pihak manapun, baik pemerintah, perusahaan, maupun masyarakat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak