Hari Ibu: Mengapa Ibu Disebut 3 Kali oleh Rasulullah? Ini Alasannya!

Ibu merupakan sosok yang mulia dalam agama Islam, bahkan Nabi Muhammad SAW menyebut ibu hingga 3 kali dalam hadistnya

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 18 Desember 2024 | 15:31 WIB
Hari Ibu: Mengapa Ibu Disebut 3 Kali oleh Rasulullah? Ini Alasannya!
Ilustrasi ibu dan anak [Pixabay/iqbalnuril]

SuaraJawaTengah.id - Ibu merupakan sosok yang mulia dalam agama Islam, bahkan Nabi Muhammad SAW menyebut ibu hingga 3 kali dalam hadistnya. Menjelang hari Ibu 22 Desember 2024, mari mengetahui alasan mengapa Rasulullah menyebut ibu hingga 3 kali. 

Rasulullah SAW pernah mengulang jawabannya hingga 3 kali ketika ditanya tentang siapa yang paling layak mendapatkan perlakuan baik dan perhatian utama. Hadis ini, yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, menunjukkan betapa pentingnya posisi ibu dalam Islam. Berikut ini bunyi hadits tersebut:

"Seorang pria datang kepada Rasulullah SAW dan bertanya, 'Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti terlebih dahulu?' Nabi shalallahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Ibumu!' Pria tersebut kembali bertanya, 'Lalu siapa lagi?' Rasulullah menjawab, 'Ibumu!' Pria tersebut bertanya lagi, 'Kemudian siapa lagi?' Rasulullah menjawab, 'Ibumu.' Pria itu bertanya sekali lagi, 'Kemudian siapa lagi?' Nabi SAW menjawab, 'Kemudian ayahmu.'" (HR Bukhari dan Muslim)

Lantas mengapa Rasulullah mengulang pernyataan tersebut tiga kali? Berikut informasi selengkapnya:

Baca Juga:Saksikan Anaknya Tewas Ditusuk Mantan Menantu, Ibu Korban Sempat Beri Minum Alami Syok

Alasan Rasulullah Sebut Ibu Hingga 3 Kali

Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa pengulangan ini mencerminkan besarnya kasih sayang dan penghormatan yang harus diberikan kepada ibu. Penghormatan terhadap ibu disebutkan tiga kali lebih banyak daripada ayah, yang menggambarkan sebandingnya dengan tiga ujian berat yang harus dilalui ibu selama mengandung, melahirkan, dan menyusui anaknya—proses yang hanya dialami oleh ibu, bukan ayah.

Imam Al-Qurthubi menulis, "Kesulitan yang dialami ibu selama masa kehamilan, kelahiran, dan menyusui adalah perjuangan besar yang tak dirasakan oleh ayah," yang dikuatkan pula oleh terjemahan Nurul Asmayani dalam bukunya Perempuan Bertanya, Fikih Menjawab.

Hadis lainnya yang juga menggarisbawahi kewajiban berbakti kepada ibu dengan kadar yang lebih besar disampaikan Rasulullah SAW dalam riwayat Ibnu Majah:

Artinya: "Sesungguhnya Allah berwasiat tiga kali kepada kalian untuk berbuat baik kepada ibu kalian, sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada ayah kalian, dan sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada kerabat yang paling dekat, kemudian yang dekat." (HR Ibnu Majah)

Baca Juga:Ibu Hamil Disarankan Hindari Terlalu Banyak Makan Manis Saat Buka Puasa, Ini Alasannya

Hal ini juga ditekankan dalam Al-Qur'an, tepatnya dalam Surah Al-Ahqaf ayat 15, yang menjelaskan bahwa berbuat baik kepada ibu memiliki keistimewaan khusus karena penderitaan yang dialami ibu saat mengandung dan melahirkan.

Tafsir Kementerian Agama Indonesia menjelaskan bahwa Allah memerintahkan umatnya untuk berbuat baik kepada ibu, yang menghadapi pengorbanan luar biasa dibandingkan dengan ayah.

Artinya: "Kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah pula. Mengandungnya hingga menyapihnya adalah tiga puluh bulan. Maka ketika dia mencapai usia dewasa dan berusia empat puluh tahun, dia berdoa, 'Ya Tuhanku, tunjukkan aku untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, serta agar aku dapat berbuat amal saleh yang Engkau ridhoi; berikanlah kebaikan kepadaku melalui anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada-Mu dan aku adalah orang yang berserah diri.'" (Al-Ahqaf: 15)

Dalil-dalil tersebut menggarisbawahi betapa pentingnya berbakti kepada orang tua, dengan penekanan khusus pada ibu, baik semasa hidup maupun setelah wafat. Meski demikian, kewajiban untuk berbuat baik kepada keduanya tetap berlaku. Berbakti bisa dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari menghormati, merawat, hingga memberi nafkah jika orang tua sudah tidak lagi bekerja. Jika keduanya sudah meninggal dunia, amal yang dapat dilakukan adalah dengan mendoakan mereka agar mendapatkan ampunan Allah SWT.

Kesimpulannya, Rasulullah SAW menekankan betapa besar penghargaan terhadap ibu, yang tiga kali lebih besar dibandingkan ayah, sebagai bentuk pengakuan atas pengorbanan dan perjuangan luar biasa yang diberikan seorang ibu. Namun, penghormatan dan bakti kepada kedua orang tua tetap merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan dengan penuh rasa hormat dan kasih sayang sepanjang hidup kita.

Kontributor : Dinar Oktarini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini