Sejarah Batik Encim Pekalongan: Batik yang Kental dengan Nuansa Tionghoa

Batik Encim Pekalongan, perpaduan indah budaya Tionghoa & Jawa. Motif naga, phoenix, peony berpadu parang & kawung. Simbol keberuntungan & harmoni

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 14 Januari 2025 | 09:23 WIB
Sejarah Batik Encim Pekalongan: Batik yang Kental dengan Nuansa Tionghoa
Salah satu motiv batik Encim latar polos. [Instagram/@rininta_batik_encim]

SuaraJawaTengah.id - Batik Encim Pekalongan adalah salah satu karya seni tekstil yang lahir dari pertemuan budaya Tionghoa dan Jawa di pesisir utara Jawa Tengah. Batik ini tidak hanya menjadi simbol identitas budaya, tetapi juga bukti bagaimana asimilasi budaya dapat menghasilkan karya seni yang indah dan bermakna.

Menjelang Imlek 2025, memahami sejarah Batik Encim menjadi langkah untuk menghormati kontribusi masyarakat Tionghoa dalam memperkaya warisan budaya Indonesia.

Awal Kemunculan Batik Encim di Pekalongan

Komunitas Tionghoa mulai bermigrasi ke pesisir utara Jawa sejak abad ke-15, terutama melalui pelabuhan-pelabuhan besar seperti Semarang dan Pekalongan. Namun, perkembangan Batik Encim di Pekalongan baru tercatat pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, ketika perempuan-perempuan Tionghoa peranakan atau "encim" mulai aktif dalam industri tekstil lokal.

Baca Juga:7 Olahan Mangut Terkenal di Jawa Tengah: Cita Rasa Pedas yang Menggugah Selera

Sebutan "Batik Encim" merujuk pada kain batik yang sering dikenakan oleh para perempuan Tionghoa dalam kehidupan sehari-hari maupun acara khusus. Para encim ini tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga kreator yang memperkenalkan motif-motif baru, memadukan unsur-unsur Tionghoa seperti naga, burung phoenix, dan bunga peony dengan motif tradisional Jawa seperti parang dan kawung.

 Pengaruh Budaya Tionghoa dalam Desain Batik

Batik Encim dikenal dengan motif yang unik dan warna-warna cerah yang menjadi ciri khasnya. Beberapa motif khas Tionghoa yang sering muncul pada Batik Encim antara lain:

  • Naga dan Burung Phoenix: Melambangkan keseimbangan, kekuasaan, dan keberuntungan.
  • Bunga Peony: Melambangkan keindahan dan kemakmuran, sering digunakan untuk menggambarkan harapan akan kehidupan yang harmonis.
  • Ikan Koi: Simbol keberuntungan dan ketekunan, sering dipadukan dengan elemen air.

Selain motif, Batik Encim juga menggunakan teknik pewarnaan yang inovatif, dengan warna merah, biru, hijau, dan kuning emas yang mencerminkan estetika oriental.

Masa Kejayaan Batik Encim di Era Kolonial

Baca Juga:Denda Damai Koruptor: Solusi Jera atau Jalan Pintas Pengampunan?

Pada awal abad ke-20, Batik Encim mulai dikenal luas, tidak hanya di kalangan komunitas Tionghoa tetapi juga masyarakat pribumi dan Eropa di Hindia Belanda. Cukup banyak pengusaha Tionghoa  di Pekalongan memanfaatkan jaringan perdagangan yang kuat untuk memasarkan Batik Encim hingga ke mancanegara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak