Selain itu, motif Batik Encim yang menonjolkan elemen-elemen budaya Tionghoa juga menarik perhatian kolektor asing. Beberapa museum di Eropa bahkan memiliki koleksi Batik Encim yang berasal dari era kolonial, seperti Tropenmuseum di Belanda.
Dalam perayaan Imlek, Batik Encim menjadi simbol keberuntungan dan penghormatan kepada leluhur. Motif-motif khas yang penuh makna, seperti naga dan burung phoenix, sering digunakan sebagai busana dalam acara keluarga atau ritual keagamaan.
Imlek 2025 menjadi momen penting untuk menghidupkan kembali popularitas Batik Encim. Para perajin di Pekalongan mulai memperkenalkan motif-motif baru yang tetap berakar pada tradisi lama, namun sesuai dengan selera generasi muda
Batik Encim Pekalongan bukan sekadar kain batik, tetapi juga cermin sejarah panjang interaksi budaya Tionghoa dan Jawa yang penuh harmoni. Melalui motif-motif yang kaya makna, Batik Encim menjadi simbol keindahan, keberuntungan, dan kemakmuran.
Baca Juga:7 Olahan Mangut Terkenal di Jawa Tengah: Cita Rasa Pedas yang Menggugah Selera
Menjelang Imlek 2025, Batik Encim mengingatkan kita pada pentingnya menjaga warisan budaya yang telah mempererat hubungan antar komunitas. Dengan melestarikan Batik Encim, kita tidak hanya merayakan keberagaman, tetapi juga menghormati kontribusi besar masyarakat Tionghoa dalam membangun budaya Indonesia yang kaya dan inklusif.
Kontributor : Dinar Oktarini