Raden Patah: Raja Pertama Kesultanan Demak yang Berdarah Tionghoa

Raden Patah, pendiri Kesultanan Demak, berdarah Tionghoa dari ibunya. Dididik di Ampel Denta, ia dirikan Demak, kerajaan Islam pertama di Jawa

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 15 Januari 2025 | 08:41 WIB
Raden Patah: Raja Pertama Kesultanan Demak yang Berdarah Tionghoa
Sosok Raden Patah, Raja Demak. [Istimewa]
Lukisan sosok Raja Demak, Raden Patah. [Istimewa]
Lukisan sosok Raja Demak, Raden Patah. [Istimewa]

Pemerintahan dan Penyebaran Islam

Sebagai raja, Raden Patah memimpin Demak dari tahun 1478 hingga 1518. Pemerintahannya dikenal dengan pendekatan musyawarah yang melibatkan ulama dalam pengambilan keputusan. Dalam masa pemerintahannya, Islam berkembang pesat di Jawa berkat kolaborasi antara kerajaan dan Walisongo.

Salah satu prestasi besar Raden Patah adalah penaklukan Girindra Wardhana, raja terakhir Majapahit, yang menandai berakhirnya dominasi Hindu-Buddha di Jawa. Di sisi lain, Raden Patah juga memimpin perlawanan terhadap Portugis yang mulai memasuki Nusantara melalui Selat Malaka. Ia mengutus putranya, Pati Unus, untuk menyerang Portugis, meskipun usaha tersebut akhirnya gagal.

Warisan Budaya dan Keagamaan

Baca Juga:Pilunya Peringatan HUT RI di Timbulsloko Demak, 15 Tahun Kampung Tenggelam karena Abrasi

Masjid Agung Demak, Salah Satu Peninggalan Kerajaan Demak (pariwisata.demakkab.go.id)
Masjid Agung Demak, Salah Satu Peninggalan Kerajaan Demak (pariwisata.demakkab.go.id)

Selama pemerintahannya, Raden Patah banyak berkontribusi dalam membangun infrastruktur Islam, seperti Masjid Agung Demak, yang hingga kini menjadi simbol kejayaan Islam di Jawa. Masjid ini juga mencerminkan akulturasi budaya, dengan ornamen-ornamen yang dipengaruhi seni Tionghoa.

Raden Patah berhasil menyatukan berbagai elemen budaya dan agama di wilayah kekuasaannya, menciptakan harmoni yang menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya. Kehadiran komunitas Tionghoa dalam sejarah Demak menunjukkan bahwa Islam dapat berkembang melalui jalur damai dan asimilasi budaya.

Sebagai tokoh berdarah Tionghoa yang menjadi raja Islam pertama di Jawa, Raden Patah memainkan peran besar dalam sejarah Nusantara. Kepemimpinannya di Kesultanan Demak tidak hanya memperluas pengaruh Islam, tetapi juga memperlihatkan bagaimana keberagaman dapat menjadi kekuatan dalam membangun masyarakat yang harmonis. Warisannya tetap relevan hingga hari ini, terutama dalam semangat toleransi dan kerja sama antarbudaya.

Kontributor : Dinar Oktarini

Baca Juga:Ruas Demak-Kudus Padat Merayap Imbas Perbaikan Jalan, Polisi Lakukan Contraflow

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak