SuaraJawaTengah.id - Momen Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia diperingati dengan berbagai cara dan acara. Di Dukuh Timbulsloko, Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, peringatan HUT RI tak sekadar upacara seremonial. Kata bangkit dan berjuang seolah menemukan konteksnya.
Ratusan warga Timbulsloko terpaksa menggelar upacara pengibaran bendera merah putih di atas rob. Tidak ada daratan di sana. Satu-satunya yang tersisa adalah tanggul sempit yang menjadi akses menuju kampung itu.
Kendati demikian, ratusan warga masih bertahan. Mereka berkumpul pagi itu, untuk ikut memperingati hari lahir Indonesia. Sang saka raksasa sepanjang 30 meter terbentang di sana.
Ada 10 petugas upacara yang turun ke tengah rob, sementara ratusan warga berdiri di atas jembatan gladak yang terbuat dari kayu.
Baca Juga:Waspada! Jawa Tengah Berpotensi Dilanda Angin Kencang, Ini Penjelasan BMKG
Upacara itu, sangat sederhana. Para petugas mengenakan pakaian apa adanya, bahkan tiang bendera hanya menggunakan bambu.
Seusai sang saka berkibar, satu petugas membacakan teks pidato yang diikuti seluruh warga. Teks itu berjudul Proklamasi Kemerdekaan Rakyat.
Bunyinya adalah sebagai berikut:
"Kami, Rakyat Timbulsloko. Dengan ini menyatakan akan terus berjuang melindungi kampung yang kami cintai, kampung tempat kami lahir, tumbuh dan mati.
Kami, Rakyat Timbulsloko. Dengan ini menyatakan, kemerdekaan bukan hanya milik orang kaya dan penguasa, tapi juga rakyat biasa seperti kami.
Baca Juga:Sentilan Sekda Jateng: Pejabat Pemerintah Jangan Antikritik!
Segala bentuk, hal-hal dan upaya pengrusakan terhadap tempat hidup kami harus dihentikan. Hal-hal mengenai pemulihan lingkungan, penyelamatan kampung-kampung pesisir dari tenggelam, harus dilakukan dengan cara yang adil dan manusiawi."