Ia meminta pemerintah untuk bisa memberikan solusi kepada para pengusaha angkutan umum dan para sopirnya. Selain, itu juga diberikan kesempatan bekerja dengan tidak ada pembatasan umur.
"Pemerintah harusnya ngasih lowongan yang umurnya bebas, saya mau banget kalau ada. Karena lowongan banyak yang maksimal 40 tahun. Saya ya enggak bisa apa-apa, sudah tereliminasi. Padahal saya nyetir mobil sampai sumatra juga kuat,” ujarnya.
Senada dengan Gogon Kusuma, 32, yang juga menjadi sopir angkutan umum jurusan Johar-Mangkang. Ia pernah mengadu nasib ke Jakarta, dan pindah ke Semarang saat Covid-19 melanda.
"Dulu saya angkot Jakarta kena covid pulang ke semarang. Tapi ternyata sepi hasilnya cukup buat makan. Sisanya cuma Rp20-30 ribu, setorannya padahal Rp75 ribu," kata Gogon.
Baca Juga:Semarang Diprediksi Hujan Ringan, BMKG Peringatkan Potensi Banjir Rob di Jawa Tengah
Ia berharap, pemerintah benar-benar memperhatikan masyarakat kalangan bawah dalam mengambil kebijakan transportasi publik.
"Harapannya ya ada kebijakan baru dari pemerintah untuk transportasi ini," ujar Gogon Sopir Angkot Kota Semarang.