Selain dakwah melalui bersih-bersih masjid, tujuan RPM adalah menggugah masyarakat agar lebih memperhatikan perawatan masjid. Kebanyakan warga mudah membangun masjid tapi kurang merawatnya.
“Jadi kami bukan sekadar cleaning service. Tapi mengajak masyarakat lebih memperhatikan kebersihan masjid. Rata-rata kita itu gampang membuat masjid tapi untuk merawatnya kurang.
Pernah suatu kali membersihkan masjid di daerah Rambeanak, debu dari karpet ditimbang hingga 1,5 kilogram. “Kotor sekali, debunya seperti abu vulkanik.”
Menurut Rachmat Hakim, ternyata tidak gampang merawat masjid. Jemaah sering memasrahkan pekerjaan membersihkan masjid kepada marbot yang hanya mampu menjalankannya seminggu sekali.
Baca Juga:Usai Retret di Akmil, Gubernur Jateng Langsung Tancap Gas Kerja untuk Rakyat
Biasanya begitu tahu akan kedatangan relawan, warga buru-buru membersihkan masjid karena malu. “Ternyata setelah kita datang masih kotor. Karena kotoran yang tidak terlihat dan tidak terjangkau itu banyak sekali.”
Tidak hanya berbekal tekad dan tenaga, RPM memiliki berbagai alat yang membantu meringankan kerja membersihkan masjid. Selain mesin semprot air bertekanan, ada cairan khusus pembersih keramik yang dipakai untuk membersihkan kamar mandi dan tempat wudu.
Ada juga mesin perontok debu yang dipakai untuk membersihkan karpet. Alat ini hasil modifikasi sendiri Relawan Pembersih Masjid.
“Dulu kami membersihkan karpet pakai gebukan kasur. Tangan lecet kalau karpetnya banyak. Ada anggota kita yang bisa rekayasa mesin. Sekarang karpet masuk mesin, keluar sudah bersih.”
![Mesin pembersih karpet inovasi anggota Relawan Pembersih Masjid. [Suara.com/ Angga Haksoro Ardhi]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/09/97106-tukang-membersihkan-masjid-magelang.jpg)
Ditolak Warga karena Berjenggot
Jangan kira kegiatan mereka lancar-lancar saja tanpa tantangan. Relawan pernah ditolak warga membersihkan masjid karena dicurigai berafiliasi dengan golongan Islam tertentu.