Tidak hanya berbekal tekad dan tenaga, RPM memiliki berbagai alat yang membantu meringankan kerja membersihkan masjid. Selain mesin semprot air bertekanan, ada cairan khusus pembersih keramik yang dipakai untuk membersihkan kamar mandi dan tempat wudu.
Ada juga mesin perontok debu yang dipakai untuk membersihkan karpet. Alat ini hasil modifikasi sendiri Relawan Pembersih Masjid.
“Dulu kami membersihkan karpet pakai gebukan kasur. Tangan lecet kalau karpetnya banyak. Ada anggota kita yang bisa rekayasa mesin. Sekarang karpet masuk mesin, keluar sudah bersih.”
![Mesin pembersih karpet inovasi anggota Relawan Pembersih Masjid. [Suara.com/ Angga Haksoro Ardhi]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/09/97106-tukang-membersihkan-masjid-magelang.jpg)
Ditolak Warga karena Berjenggot
Baca Juga:Usai Retret di Akmil, Gubernur Jateng Langsung Tancap Gas Kerja untuk Rakyat
Jangan kira kegiatan mereka lancar-lancar saja tanpa tantangan. Relawan pernah ditolak warga membersihkan masjid karena dicurigai berafiliasi dengan golongan Islam tertentu.
“Sudah dijadwalkan hari Rabu, malamnya dibatalkan. Alasannya curiga karena banyak anggota kami yang jenggotan. Dikira ada misi apa gitu lho.”
Padahal kata Rachmat, Relawan Pembersih Masjid tidak berafiliasi degan organisasi masyarakat apapun. Apalagi partai politik. Mereka mengaku hanya membawa satu bendera: Dakwah dengan cara bersih-bersih masjid.
“Motivasi kami semata-mata mencari ridho Allah. Kami menemukan kebahagiaan. Ada kebahagiaan ketika membersihkan kloset dari kotor jadi bersih. Betul-betul sesuatu yang baru.”
Demi menjaga niat dakwah, RPM juga memutuskan tidak memiliki donatur tetap. Seluruh kegiatan dari pengadaan alat hingga ongkos operasioal dibiayai melalui infak terbuka.
“Kami tidak ada donatur tetap. Semua kita pasrah pada Allah saja. Jadi karena kita membersihkan rumah Allah, insyallah Allah akan mencukupi.”
Bekerja untuk Allah
Keanggotaan Relawan Pembersih Masjid juga sangat cair. Dari 40 anggota, sekitar 25 orang yang hadir setiap minggu secara bergantian.
Mereka berasal dari berbagai latar belakang pekerjaan dan usia. Rata-rata pensiunan PNS, pengusaha, pedagang, montir, dan petani.
Mahfudz salah seorang anggota relawan yang paling tua. Termasuk anggota Relawan Pembersih Masjid generasi awal, usianya saat ini menginjak 70 tahun.
Pensiunan pegawai negeri sipil di Kalimantan Timur itu pernah memimpikan bisa menginfakkan tenaga untuk kegiatan membersihkan masjid.