Islam Kejawen: Perpaduan Mistis dan Religius yang Unik di Tanah Jawa

Islam Kejawen adalah perpaduan unik Islam dan tradisi Jawa, berakar dari akulturasi ajaran Islam & adat leluhur. Memiliki beragam aliran dan konsep ketuhanan khas.

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 18 Maret 2025 | 09:48 WIB
Islam Kejawen: Perpaduan Mistis dan Religius yang Unik di Tanah Jawa
Ilustrasi Islam Kejawen dalam perkembangan agama dan budaya di Indonesia, khususnya di tanah Jawa. [ChatGPT]
  • Syariat: Tingkatan awal yang mencakup hukum-hukum Islam seperti salat, puasa, dan zakat.
  • Tarekat: Jalan spiritual yang lebih mendalam melalui bimbingan guru atau mursyid.
  • Hakikat: Pemahaman tentang esensi ketuhanan yang lebih dalam.
  • Makrifat: Puncak dari pencarian spiritual, di mana seseorang merasa menyatu dengan Tuhan.

Ajaran ini dikenal juga sebagai sembah catur, yang terdiri dari sembah raga, sembah cipta, sembah jiwa, dan sembah rasa. Keempat tingkatan ini mengajarkan bagaimana manusia dapat mencapai pemahaman spiritual yang lebih tinggi dan hidup dalam harmoni dengan alam semesta.

Islam Kejawen dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Sebelum kedatangan Hindu, masyarakat Jawa mempraktikkan animisme dan dinamisme. Seiring masuknya Islam, kepercayaan lama tidak sepenuhnya hilang, melainkan beradaptasi dengan ajaran baru.

Hal inilah yang melahirkan Islam Kejawen, yang masih berkembang hingga kini di berbagai kalangan masyarakat Jawa.

Baca Juga:Skema One Way di Tol Semarang, Antisipasi Lonjakan Pemudik Lebaran 2025

Islam Kejawen juga tercermin dalam berbagai tradisi budaya Jawa, seperti ritual selamatan, kenduren, dan upacara adat lainnya yang menggabungkan unsur Islam dengan kepercayaan lokal.

Praktik ini menunjukkan bahwa masyarakat Jawa memiliki cara tersendiri dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama.

Sebagian masyarakat menganggap Islam Kejawen sebagai bagian dari kepribadian bangsa Indonesia, meskipun dalam ajaran Islam sendiri, konsep ini seringkali diperdebatkan karena bertentangan dengan prinsip tauhid.

Namun, keberadaan Islam Kejawen tetap menjadi bukti bahwa Islam mampu beradaptasi dengan budaya lokal tanpa kehilangan esensi spiritualnya.

Kontributor : Dinar Oktarini

Baca Juga:Berkat Program Speling, Banyak Penyakit Terdeteksi Secara Dini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak