Luthfi menegaskan bahwa keberhasilan ini merupakan buah dari kolaborasi lintas sektor. Tidak hanya pemerintah, kolaborasi dengan petani dan hingga bulog juga menjadi kunci.
“Target besar ini tidak bisa dicapai sendiri. Kami menggandeng semua pihak, mulai dari pemerintah kabupaten/kota, TNI-Polri, hingga Bulog dan BPS. Kolaborasi menjadi kunci,” ujarnya.
Namun, Gubernur juga tak menutup mata atas berbagai tantangan yang dihadapi. Mulai dari alih fungsi lahan pertanian, ancaman perubahan iklim, serangan organisme pengganggu tanaman, fluktuasi harga, hingga rendahnya harga beli gabah di tingkat petani.
Sebagai bentuk mitigasi, pemerintah telah menyiapkan sejumlah strategi. Harga pembelian gabah oleh Bulog kini telah ditetapkan untuk menjaga kestabilan harga.
Baca Juga:Viral Tarian Bagi-bagi THR Diduga Tarian Yahudi? Ini Penjelasan Lengkapnya
Selain itu, inovasi pertanian seperti penerapan teknologi pemupukan berimbang, pengendalian hama berbasis bioteknologi, serta sistem irigasi efisien terus diperluas penerapannya.
Presiden RI Prabowo Subianto memberikan apresiasi tinggi terhadap capaian pertanian Jawa Tengah, khususnya dalam empat bulan pertama 2025. Menurutnya, apa yang telah dilakukan Jawa Tengah dapat menjadi teladan bagi daerah lain dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
“Kalau Jawa Tengah bisa, maka daerah lain juga harus bisa. Ini bukan sekadar panen, tapi momentum kedaulatan pangan. Kalau kita mampu amankan panen kita, apa pun yang terjadi di luar negeri tidak akan terlalu berdampak bagi kita,” ujar Prabowo yang dilakukan secara daring.
Dengan kekuatan kolaborasi, komitmen pemerintah daerah, dan kerja keras para petani, Jawa Tengah saat ini bukan hanya berjuang memenuhi target, tetapi juga menjadi garda depan mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan nasional.
Baca Juga:Kenapa Banyak yang Menikah di Bulan Syawal? Ini Jawabannya