Kisah mistis lainnya datang dari para pegawai rumah sakit itu sendiri. Ada cerita tentang seorang admin yang pernah berpapasan dengan sosok perawat laki-laki dengan wajah menyeramkan dan tatapan tajam.
Ketika hendak menyapa, sosok itu sudah tidak terlihat lagi. Anehnya, tidak ada pegawai dengan ciri-ciri yang disebutkan bertugas pada saat itu. Fenomena ini pun akhirnya disebut sebagai penampakan "perawat gadungan" — istilah yang digunakan untuk menyebut perawat gaib atau hantu.
Karena banyaknya kejadian aneh yang dialami oleh pasien maupun pegawai, muncullah sejumlah "aturan tidak tertulis" yang dipercayai bisa mengurangi risiko gangguan makhluk halus selama berada di Rumah Sakit Geriatri. Beberapa di antaranya bahkan cukup spesifik:
- Jangan naik lift sendirian. Minimal harus bertiga. Jika hanya dua orang, konon satu lagi akan ditemani oleh makhluk tak kasat mata.
- Hindari melamun saat menunggu dokter. Pikiran kosong dianggap bisa membuka celah bagi makhluk halus untuk menampakkan diri.
- Pastikan yang memeriksa adalah manusia. Salah satu cara untuk mengeceknya adalah lewat suara dan interaksi nyata. Jika tidak merespons saat diajak bicara, patut dicurigai.
Gangguan-gangguan ini dikabarkan paling sering terjadi di lokasi-lokasi tertentu seperti lift, lorong tengah, dan kamar pasien tertentu. Oleh karena itu, tidak jarang petugas keamanan rumah sakit mengingatkan pengunjung agar tidak menggunakan lift sendirian, terutama di malam hari.
Baca Juga:Jawa Tengah Ketiban Durian Runtuh! Gubernur Luthfi Gandeng DPR RI untuk Kucuran Dana Pusat
Meski demikian, Rumah Sakit Geriatri tetap menjalankan fungsinya sebagai tempat pelayanan kesehatan. Para petugas medis dan staf rumah sakit bekerja secara profesional dan tetap fokus pada kesembuhan pasien.
Hanya saja, bagi mereka yang sensitif atau mudah terpengaruh oleh cerita mistis, suasana di rumah sakit ini bisa menjadi pengalaman yang tak terlupakan—baik secara medis maupun spiritual.
Akhirnya, terlepas dari benar atau tidaknya kisah-kisah tersebut, Rumah Sakit Geriatri telah menjadi bagian dari urban legend Purwokerto yang terus hidup dari mulut ke mulut. Sebuah pengingat bahwa dalam dunia nyata, keanehan dan ketidakjelasan kerap hadir di tempat-tempat yang seharusnya paling rasional: rumah sakit.
Kontributor : Dinar Oktarini
Baca Juga:Pemprov Jateng Prioritaskan Ini! Gebrakan Gubernur Luthfi di Tahun 2025