Jenazah disucikan dengan mantra dan ritual oleh para lama, yang dipercaya memiliki kekuatan spiritual untuk membimbing arwah menuju reinkarnasi yang lebih tinggi.
Dalam tradisi Tibet, kremasi dengan upacara sakral biasanya diperuntukkan bagi para rinpoche atau tokoh spiritual tinggi yang dianggap sebagai reinkarnasi guru-guru besar.
Dari abu hasil kremasi para rinpoche, kerap ditemukan relic atau butiran kristal suci yang diyakini sebagai manifestasi kebijaksanaan dan kesucian batin. Relik tersebut kemudian disimpan di altar pemujaan sebagai objek penghormatan.
Phalpung Sherab Ling sendiri adalah biara bersejarah yang telah berdiri selama berabad-abad. Biara ini menyimpan lebih dari 324 ribu teks ajaran Buddha dan lebih dari 10.000 thangka, lukisan sakral Buddhis yang digunakan sebagai media meditasi dan pendidikan spiritual.
Kesediaan salah satu lama dari biara ini untuk memimpin upacara kremasi Murdaya menjadi simbol penghormatan dan pengakuan terhadap peran penting almarhum di kalangan Buddhis, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di dunia.
Murdaya Poo wafat di Singapura pada usia 79 tahun akibat komplikasi kanker. Lahir di Blitar, Jawa Timur, pada 12 Januari 1946, ia dikenal sebagai tokoh penting di dunia bisnis nasional.
Melalui perusahaannya, Central Cipta Murdaya (CCM), ia membangun dan mengelola berbagai proyek besar seperti Jakarta International Expo dan pusat perbelanjaan mewah Pondok Indah Mall. Di sisi lain, Murdaya juga aktif dalam kegiatan sosial keagamaan, terutama dalam memperkuat komunitas Buddha di Indonesia.
Jenazah Murdaya akan disemayamkan hingga 6 Mei 2025, sebelum dikremasi keesokan harinya. Abu jenazahnya kemudian akan dibawa ke Jakarta untuk prosesi pemakaman akhir, menutup perjalanan hidup seorang tokoh yang telah memberikan warisan spiritual dan material bagi banyak orang.
Kontributor : Angga Haksoro Ardi
Baca Juga:Hari Pertama Retreat Kepala Daerah Full Belajar di Kelas, Peserta Sakit dapat Dispensasi