Perayaan Waisak 2025 di Borobudur, Sejarah Biksu Thudong, Lampion, dan Romansa Pasar Medang

Waisak di Borobudur menampilkan ritual suci, perjalanan biksu Thudong 2800km, festival lampion bertema naga, dan Pasar Medang yang visualisasikan peradaban Mataram Kuno

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 09 Mei 2025 | 16:07 WIB
Perayaan Waisak 2025 di Borobudur, Sejarah Biksu Thudong, Lampion, dan Romansa Pasar Medang
Tahap akhir persiapan Kampung Medang di kompleks Candi Borobudur yang dibuka selama perayaan Waisak 2025. [Suara.com/ Angga Haksoro A]

“Lebih kurang demikan, walaupun mungkin belum sampai seperti itu (suasana pasar pada masa Mataram Kuno). Lebih kurang masyarakat bisa merasakan sebuah perkampungan dengan kegiatan jual beli.”

Pasar Medang yang digelar selama perayaan Waisak 2025 mengajak pengunjung menemukan jejak kearifan kuno. Menghirup aroma rempah dan memanggil ingatan ke masa saat Borobudur dibangun.

Perayaan Waisak tidak hanya menjadi momen spiritual, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat lokal. Sekitar 1.900 pelaku UMKM lokal terlibat dalam perayaan Waisak 2025.

“Lebih dari seribu tenaga kerja lokal dilibatkan. Baik dalam hal logistik, penyambutan, pelayanan, maupun pengelolaan acara. Ini mewujudkan prinsip pemberdayaan dan partisipasi masyarakat,” pungkas Febrina Intan.

Baca Juga:Ombudsman Nilai Pemadanan Data Pedagang SKMB Sudah Transparan dan Sesuai Prosedur

Kontributor : Angga Haksoro Ardi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini